Laissez-Faire - Parrhesia CD 2021

 
Laissez-Faire - Parrhesia
Samstrong Records CD 2021
https://www.instagram.com/laissezfaireband

01. Far 02:50
02. Hasrat 02:44
03. Delusi 03:16
04. Mimpi 03:07
05. Hati dan Nurani 03:23
06. Bayangan 01:25
07. Waktu 04:22
08. Terbalik (feat. Bagaskoro Akmal & Andean Giovanni) 03:27
09. Dunia 03:56
10. Kepercayaan 04:22
11. Behind the Wheels (Depeche Mode cover) 03:56


Yusuf - Vokal
Hisyam - Guitar
Adul - Guitar
Alomo - Bass
Bagus - Drums


Parrhesia lahir ditengah keresahan 5 pemuda pengusung Hardcore/Punk asal Malang, LAISSEZ-FAIRE karena kondisi yang tidak mendukung, dimana seharusnya band ini sudah melakukan agenda tour album perdana-nya harus terhalang oleh pandemi COVID-19 yang menyebabkan seluruh dunia seperti lumpuh. Secara garis besar diksi " Parrhasia " sendiri sepadan dengan makna umum " Menyatakan Kebenaran " dengan menautkan antara kepercayaan dan kebenaran itu sendiri. Lebih jauh, Laissez-Faire juga mengartikan " Parrhasia " secara lebih dalam dan ekstrim dengan meminjam pemahaman filsuf kelahiran Prancis, Paul-Michel Foucault, yang menyatakan bahwa kebenaran adalah " permainan " hidup dan mati, karena setiap kebenaran itu pasti membawa akibat menyakitkan bagi lawan bicaranya. dan Setelah berjibaku selama hampir dua tahun pengerjaan album penuh ke-2 " Parrhesia " akhirnya termuntahkan di bulan mei tahun 2021 merupakan langkah Laissez-Faire menuju agenda besar yang sudah dirancang, salah satu-nya adalah agenda perayaan satu dekade Laissez-Faire berdiri dan agenda South East Asia Tour di penghujung tahun 2022 mendatang. sentuhan agresif Dillinger Escape Plan, Converge, Mastodon juga Hardcore/Punk telah jadi misil kecil yang mewarnai  dan membawa banyak pesan ilustratif Laissez-Faire sampaikan. yeah, The work in this album is some of beast ever, whether he’s executing excruciatingly percussive cool riffing or adding subtle harmonic flourishes to more melodic riffs. rides a shifty odd-time line that flows between aggression and agility with impossible lightness and have shown a hunger for pushing boundaries while attempting to stay true to their essence !

Vokal Eksplosif Yusuf memang berkarakter Chaotic and Angry meski basic-nya sendiri lebih ke OSHC, progres musikal yang sering berubah-ubah selalu ngasih kejutan tak terduga en sulit terprediksi tremor emosi-nya di setlist track opening " Hasrat ", lepas track Intro " Far ". layaknya menjinak-kan konsep liar in the vein Dillinger Escape Plan ato Converge, Laissez-Faire menyeduh-nya kembali dengan konseptual hardcore metal ala Snapcase, Integrity ato Earth Crisis di beberapa Groovy riff, sementara drummer Bagus coba berulang kali ngasih ketukan Chaotic serta ganjil. aransemen musikal-nya selalu dinamis dan openminded seperti spontan meledak dari otak mereka. Where once tossed styles around as if changing costumes, now they actually get into character. In flashes, the band still comes up with fresh sounds. teriakan lantang powerfully selalu menjadi ledakan emosi saat memulai lagu " Delusi ", pattern lirik yang jelas terdengar bagaimana Yusuf seperti melontarkan sumpah serapah-nya mengikuti groove beat tempo, jika Dillinger Escape Plan ato Converge selalu tidak memiliki kendali kontrol kegilaannya, Laissez-Faire masih berpijak pada ethos Hardcore metal di middle part supaya terkesan audiens bisa lebih menikmati setiap ketukan-ketukan sinting. selain itu sambutan melodic riff dibeberapa part makin menambah kompleks apa yang mereka tawarkan. still struggling to re-establish a unified and compelling sound, and their newfound penchant for melodic exploration seems out of place amid the album's most inspired chaotic moments. karakteristik Chaotic metal seperti jelas terbaca tersemat diantara perpindahan fill en bar, spun arrangements to shame metal's biggest control freaks, but executed them with a raw energy that suggested the whole thing might splutter into instrument-flinging chaos at any second. pembawaan track " Mimpi ", memang lebih terasa dinamis dengan beberapa sentuhan, jadi kurang signifikan jika menyebut  Laissez-Faire adalah hanya band Hardcore/Punk aja meski itu hanya basic, coz apa yang mereka tawarkan w rasa lebih intens dari itu. kemudian tempo agak dikendorin di " Hati dan Nurani ", saat-nya bagi mereka mendekatkan lagi emosi audiens dengan jerat/jaring yang mengajak untuk menjungkir balikkan evaluasi dari setiap kebiasaan kita yang sangat angkuh untuk minta dihargai. sentuhan metallic Shoegaze riff yang menurut w memendam hampir rasa kekecewaan masih band pertahankan untuk tidak selalu meletup-letup keras, seperti-nya track ini mencoba untuk mengajak renungan ketimbang moshpit crowd. yes, it is scintillating, a concise demonstration of how to play well with others. mengamuk meledak kembali di " Bayangan ", warna khas lagi-lagi Dillinger Escape Plan lebih mudah w tangkap dibeberapa tikungan fill, begitu juga " Waktu ", masih melaju di rute yang sama. is a smart, aggressive, beast quintet, and will kick your ass repeatedly until it leaves it's long imprint in your flabby buttflesh. pembawaan emosional yang seperti mengalami bipolar, sebentar terlihat sedih, lalu tiba-tiba meledak penuh letupan kemarahan itulah yang menjadi salah satu Interprestasi musikal Laissez-Faire yang w rasa terlalu komplek banget meski pijakan-nya sendiri tidak bergeser dari root hardcore alami. it's easy to forget that there's whole realms of sound to be found in the lethal decay of metal guitar's radioactive isotopes. In less than a minute-and-a-half, this song churns from a murderously angry-paced midsection to a slow stomp and back to a breakneck pace. tampil lebih garang dan kerasa brutal banget adalah track " Terbalik " yang juga menampilkan guest vocal dari Bagaskoro Akmal of Noose Bound & Andean Giovanni, nuansa Metallic Hardcore-nya w rasa lebih kental mereka muntahkan, namun tekstur khas Avant garde juga Chaotic masih menjadi kombinasi ter-liar-nya. harsh yet amazingly nuanced drumming ties it all together, and the one standout are these hilarious metal trills that peal out from the guitar. menikmati breakdown tune beberapa kali menyihir kita untuk merespon gerakan adrenalin, namun untuk bagian-bagian mid-tempo menjadi reflek jeda, different weights of heavy music together like this, careful to keep the listener interested. total 11 track yang Laissez-Faire sematkan didebut full album ke-2 siap menjadi pengalaman baru menikmati Hardcore basic dengan segumpal kompleksitas cita rasa musikal yang bisa menjadi manis sekaligus menjadi bengis. pada setlist akhir, Laissez-Faire meng-cover track milik band electronic asal inggris, Depeche Mode dengan sentuhan khas Laissez-Faire, rough sound elements and aggressive visual looks lebih kerasa Damage-nya. songwriting shines as they turn their back on interpersonal torment to face something bigger and more existential is quintessential still given the grand new purpose of salvation.

Overall, I tense up whenever anyone draws influence from a different style to make an imprint artistically, and Laissez-Faire is a case study as to why that is. I have no doubts that it was tastefully done, but the delivery left a lot to be desired. langkah menarik yang baik, karena mengembangkan pola bermain dari sebelumnya cukup menggeser setiap persepsi movement band, seperti ketukan drum, gitar juga lirik, tiga area inti yang dibutuhkan band untuk dapat meningkatkan sebuah kualitas musikal. Untuk fans hardcore yang penuh eksperimen atau siapa saja yang menginginkan band yang " berbeda ' dengan apa yang kalian pikirkan, meski belum terlalu perfek, sebuah penyegaran pandang dari lanskap musikal bipolar pengumbar style sinting kawin silang ala Dillinger Escape Plan,Converge, Mastodon dengan beberapa sentuhan Shoegaze juga emo-Post metal. In truth, meskipun perpaduan dramatis beberapa elemen tersebut Laissez-Faire telah menunjukkan strata-nya. kita juga harus mengingatkan bahwa ini jelas pekerjaan sebuah band yang harus mampu menemukan karakteristik sendiri, dan Laissez-Faire mencari cara untuk mengintegrasikan part-part yang berbeda atau bahkan bertentangan dari musikal mereka sendiri menjadi satu kesatuan yang kohesif. Laissez-Faire menemukan ekspresi yang lebih lengkap dari sound mereka, dan mencapai hampir klimaks ekstensi emosional-nya. di mana mereka telah mencapai keseimbangan yang tidak cukup mereka manage dalam upaya yang memang tidak begitu merata, tetapi tidak pernah kurang dari sebuah upaya yang cukup menarik. " Parrhesia " is a Aesthetical album, and should be treated on its own, as an individual piece of music and not comparing it to more aggressive, coolest, harsher sounding bands.  

* Songwriting: 8
* Originality: 7.5
* Memorability: 7.5  
* Production: 8




Posting Komentar

Pasang Iklan Kalian disini, Kontak Whatsapp di 085667616670 \\ SELAIN NOMOR INI, AWAS PENIPU !!!

banner-penipuan-lic

Pasang Iklan Kalian disini, Kontak Whatsapp di 085667616670 \\ SELAIN NOMOR INI, AWAS PENIPU !!!