Dreamer - Tahta Hitam CD 2022

Dreamer - Tahta Hitam
Cerberus Productions & Demajors CD 2022
https://www.facebook.com/dreamer.gothmetal/
https://www.instagram.com/dreamer_gothmetal/
https://dreamergoth.bandcamp.com
    
01. Panah Kematian 05:13
02. Khurusetra 05:50
03. Tirani 05:20
04. Tahta Hitam 04:19
05. Jabang Tetuka 04:11
06. Perang Suci 04:56
07. Doa Pendosa II 05:17
08. Raja Dunia 04:27
09. Perang, Darah, dan Dosa 04:20
10. Anggakara 03:23


Windy Saraswati - Vocals
Doni Herdaru Tona - Vocals
Handayani Woke - Guitars
Budi Gede Arya - Bass
Triwibowo - Keyboard
Totok Kusdaryanto - Drums


Paling Ingat banget kalo menyebut " Karbala " sebagai Iconic track paling memorable buat fans diehard Gothic Metal tanah air kala menyebut 1 nama, DREAMER! yups, masih tersemat kuat di relung memori paling dalam. menjadi salah satu pioner Gothic Metal paling diperhitungkan sejak kemunculannya di era 90-an, nama Dreamer makin ngetop sejak memperkenalkan EP " Emperor of the Fading Sun " tahun 2001. seperti membawa sepaket Sihir dan Hipnotis, disetiap performance Dreamer selalu menjadi the Most Waiting band ! meski agak lambat dalam produksi karena kesibukan member hingga bongkar pasang formasi. memiliki jeda yang lumayan panjang, akhirnya tahun 2008 Dreamer berhasil melepas debut full album pertama " Bait Suci ", sebuah album yang kian mengukuhkan eksistensi Dreamer sebagai pengusung Gothic metal paling diperhitungkan. Komposisi musikalnya boleh w bilang cukup kompleks dengan memadukan unsur antara Heavy, Power, Thrash, bahkan Death Metal yang diramu dengan cukup Simple en Catchy buat semua taste audien komplit dengan karakteristik khas Dreamer sendiri. kembali menjadi jeda yang terhitung panjang saat mereka tertidur pulas sejak 2008, ditandai dengan pelepasan single " Panah Kematian ", Dreamer fans bersiap menyambut era kebangkitan menyegarkan salah satu Pioner Gothic Metal terbaik scene. terbangun dari mimpi panjang band rupanya membawa spirit powerfully dengan formasi yang digadang-gadang menjadi formasi terbaik sepanjang karir band. masuk-nya Vocalis garang Doni Herdaru Tona (Funeral Inception/Vox Mortis), Bassis Budi Gede Arya (Panic Disorder/Delirium Tremens) serta Windy Saraswati (Geger/Take Over) kian mematangkan komposisi musikal Dreamer terdengar semakin megah dan Hidup. The consequence of this aesthetic is to accentuate cool heavy metal riffs and verse-chorus aspects of song structure. terus terang sejak diperkenalkan single " Panah Kematian ", Dreamer seperti membangkitkan penyegaran jiwa, disaat scene tanah air terlalu dihujani bombardir rilisan super penggilas, " Panah Kematian " seperti penyejuk dahaga di padang gersang jauh dari Oase mata air, momen yang tepat juga kayaknya mengambil alih konsentrasi audiens dengan hipnotis konsumsi yang renyah nan menyegarkan seperti ini. and for this kind of listening experience, it's quite successful: the simple, heavy/power elegant riffs throb along and while we the listeners are paying attention to the pleasant female and deep growl vocals interlaced with blocking nice keyboards, the song reaches a point where lead guitar can guide it. And here is where Dreamer really shines !!!!

Materi " Tahta Hitam " memang memiliki banyak aspek yang lebih mengesankan, meski tercerai-berai oleh banyak perpaduan karakter musikal dengan openminded banyak elemen seperti folk gothic, stadium rock, heavy metal, Melodic hingga Operatic Power metal telah diyakini menjadi salah satu sajian variatif tanpa harus kaku dengan yang namanya idealisme. seperti sudah menjadi Hit-track, " Panah Kematian ", Dreamer berhasil ngasih Preview kalo materi Dreamer makin matang menandai lebih 23 tahun band menancapkan Eksistensi-nya, dan ini bukan short Experience untuk kalian membicarakan Quality. Track yang khabarnya lebih terinspirasi dari " Whiskey in the Jar " nya Thin Lizzy, Irlandia Rock yang booming di era 70'an, yang kemudian tahun 1998, Metallica mempopulerkannya kembali era album " Garage Inc." dengan style metal kental-nya, maka mastermind gitaris Handayani Woke yang kebetulan demen banget mengkonsumsi band-band lawas dari daratan Inggris juga eropa seperti Iron Maiden, Therion, Volbeat hingga Mono Inc. sebagai salah satu sumber inspirasi-nya. sajian memorable riff hingga melodi female vokal yang tarikan-nya memuaskan banget disini seperti berhasil melebur dalam setiap lantunan bar dan harmoni-nya. aransemennya memang tidak banyak menguras konsentrasi, kalian tinggal duduk manis, tenang dan nikmati setiap perspekstif alunan track yang menghidupkan atmosfir epik. penampilan vocalis Windy Saraswati asli memang bukan kemaren sore, sepak terjang-nya sudah jauh terasah sebelumnya ditambah talent kuat, karakter Middle Tone-nya cukup match sekaligus mengurangi karakter Soprano dengan kebutuhan vokal Dreamer saat ini. w seperti dihadapkan kualitas vocalis dengan karakter power yang kuat mengingatkan dengan sentuhan kecil Heidi Parviainen-nya Amberian Dawn atau Anna Murphy Ex. Eluveitie, gradually trying to expose her as a more prominent and iconic figure among them, and its effects have proven it successful. She has a wonderful voice, by the way. disisi lain, blocking performance vocal Doni Herdaru Tona juga memang powerfully meski tidak terlalu dominan sound-nya, kehadirannya justru kian nambah angker setiap sisi bayangan hitam Dreamer, en w rasa belum tertandingi dari band dengan genre ini. musically-integrated artistic experience, as we are taken from an exhibit on basic heavy/power metal riffs to a chorus of melodic and finally given a cool lead guitar exposition that, no matter how hesistant, reveals the power of it's player in measuring out emotional change over a journey between harmonies. peran Gitaris Handayani Woke bareng drummer Totok Kusdaryanto tetap menjadi kolaborasi Istimewa untuk materi " Tahta Hitam " hadir lebih megah, meski tidak banyak menonjolkan part-part yang rumit, cukuplah bagi mereka menciptakan sajian yang terasa mewah tapi terdengar super megah. instrumentasi yang clean dan presisi, sehingga kualitas vokal menjadi seperti berkilauan, dan didukung produksi yang jernih benar-benar tidak memiliki jejak grit. kemasan musikal-nya memang tidak hanya terdengar bersih, tetapi juga benar-benar steril. mengusung tema dari pertempuran memperebutkan tahta Hastinapura yang diambil dari epos Mahabharata masih menjadi tema stimultan band sejak terbentuk. kayak track " Khurusetra ", bagaimana penyajian-nya kental sekali sentuhan elemen Operatic Metal seperti yang dipopulerkan oleh After Forever atau Nightwish flavor. tanpa banyak membandingkan aja ya, w hanya coba ngasih sedikit gambaran sederhana serta sudut pandang pribadi, sentuhan Khas Dreamer juga tidak hilang begitu saja karena masih jadi andil besar frontman Dreamer untuk mempertahankannya. sentuhan riff melodic-nya asli tidak tergantikan sejak dari awal. shows a band making death metal from pure rhythm with overtones of melodic composition. On this release, the appearance of melody is present where it is continuous and further fused on later work. Songs follow basic formulae and work within basic rock or metal theory, but with a distinctiveness in form and melodic content varying with each track there is an inner spirit of creativity encouraged here, pesona komposisi-nya asli top notch dah karena faktor diperhitungkannya banget untuk sebuah karya epik ! seperti halnya track " Tirani ", kita masih disuguhi musikal syahdu nan ciamik seperti menghipnotis dalam dimensi dan fantasi mempersembahkan bak serial kolosal kepahlawanan yang bener-bener nyata. pertemuan musisi angker yang memang bukan kaleng-kaleng menjadi kolaborasi terbaik. Walaupun bisa w bilang puncak band di kemudian hari, setiap aransemen lagu selalu menyelipkan kesan favorit karena kristalisasi kerja keras, hanya menyisakan emosional di balik pembentukan style Gothic metal yang modern serta kompleks. Sensual dan lugas lagu-lagu-nya mengalir melalui langkah mereka dan tidak melebihi penyajian teknik standar, tetapi lebih ngasih sounding crystal dalam penciptaan riff dari visi yang lebih luas mewarnai betapa matang-nya materi kali ini. Smoothly natural metal built from the old style of heavy chords sparsely strung together, eschewing speed strumming of most heavy/power metal, with a patterning toward eloquent greatness arising from simplicity, powers this release. At its core, this is melodic metal that became enmeshed in style epic contemplation, and it maintains solidity through inventive mid-paced death metal riffing and conceptual uniting in songwriting structure. " Tahta Hitam ", ledakan emosional dalam meramu sajian epik melodius sangat signifikan tergambar cool banget sejak digeber dari awal part. lewat taste nyata untuk estetika yang koheren serta indah, musikal Dreamer selalu bergerak dengan megah, struktur lagu yang mendayu-dayu khas sehingga membuat ini tidak dapat disamakan dengan band lain mana pun. Banyak sentuhan riff melodius yang diukir dari pola tritone untuk vektor yang nyaman dan familiar namun mudah dibawakan. Seringkali permainan melodi menjalin riff yang menggelegar megah untuk membangun intensitas untuk beberapa riff dasar atau sekedar membentuk momentum untuk menciptakan suasana jiwa yang cukup menyatu dengan setiap eksplanasi lirik lagu. di hampir menit ke 21 ini warna Operatic Metal memang begitu kental tersaji, namun mendekati track berikutnya, " Jabang Tetuka ", barulah kita akan merasakan elemen Gothic Metal kental Dreamer menggores ingatan kita akan monumental track era " Karbala " masih menjadi Gothic metal face in the vein Dreamer. lebih memberikan ruang lega ber-ekplorasi performance Handayani Woke meraungkan low growl gahar-nya, Vocals are low but open-throated, resulting in an ongoing harsh scream that melds with surging string instruments. Percussion is accurate and like all instrumentalism, of an intentionally minimalist framework to ensure complete execution. Deliberate songwriting with simple implements and intents clarifies into immersive and sensual sound. sementara Windy Saraswati masih melancarkan alunan mid-tone vokal powerfully digarda terdepan-nya meski beberapa diantaranya banyak memberikan blocking mengikuti atmosfir string keyboard Bowo. masih membaur dalam keindahan Gothic metal, penampilan Track " Perang Suci " memang siap menjadi Anthemic headbanging, mengingat sajian provokatif-nya menekankan sihir catchy untuk audiens. aroma Amorphis begitu kental terasakan pada penampilan Rythym riffing serta sentuhan harmony string. pola luas namun kohesif yang bergerak di sepanjang lagu, menggunakan frasa koreografi yang diselesaikan dalam beberapa gaya finalitas berbeda. The result is more like a dinner theatre than a visually- and musically-integrated artistic experience, as we are taken from an exhibit on basic heavy metal riffs to a chorus of melodic folk rock and finally given a rock lead guitar exposition that, no matter how hesistant, reveals the power of it's player in measuring out emotional change over a journey between harmonies, cool ! menyambung sekuel anthemic song " Doa Pendosa " era materi EP " Emperor of the Fading Sun ", Dreamer melanjutkan versi ke-2 nya. seperti muncul keinginan yang metaforis melawan gravitasi pengalaman ini di ukir terus melalui penyajian riff yang mengeksplor lebih tanpa batas sentuhan melodius yang berkembang mengekspresikan dalam siluet sebuah harmoni lanskap yang mewakili landasan sekuel ini yang nantinya akan berakhir dalam sebuah bagian akhir prosesi meringkas dan memuncak apa yang datang sebelumnya. Cyclic structure swings between tonal extremities fundamental to theme and gives this music a tense mood which communicates the alienation of being a stranger to all lands and the nervous attentiveness of being in unknown terrain. amunisi berikutnya, Dreamer memang tidak akan pernah kehabisan ide untuk terus menuangkan ide-ide brilian, sehingga memang dari sejak track pertama, kesan boring belum w temukan nih, karena terlalu hanyut menikmati setiap melodi dan harmoni yang asli bikin kita lupa daratan beneran kalo udah PeWe menikmati materi ini apalagi sambil rebahan hahaha ... " Raja Dunia ", emphasizes long flowing melodies which force the listener to track them like a thread of meaning in an esoteric text, making the most of the simplicity for which Gothmetal is more famous. aransemen yang begitu berpola, dibentuk menjadi aliran ritme dan riff yang gampang bergeser memungkinkan melodi lebih menyatu pada titik-titik fokus gerakan struktural sebagai karakter dasar musikal Dreamer. pada menit-menit akhir sentuhan dinamis mulai Dreamer tampilkan, kesan-nya atraktif jika dibanding sebelumnya, seperti mulai mengerahkan kemampuan member. bahkan melemparkan narasi hanya untuk memberi audiens satu hal lagi untuk lebih konsen dipikirkan. Track ambisius biasanya meninggalkan sesuatu yang diinginkan tetapi tidak yang ini, tetap berhasil memiliki penulisan lagu yang kohesif. " Perang, Darah, dan Dosa " dan " Anggakara ", keliatan bakalan menguras dengan komposisi yang lebih berbobot kualitas, The most surprising aspect of a symphonic material such as this, is just how gritty and heavy the guitar tone is come with earth-shattering riffs which become the highlight. dimainkan secara mengesankan, seperti sebuah symphony dengan kontras dinamis yang sangat besar, emosi yang menyandingkan, dan karakter yang dapat dibedakan. The interplay between the vocal lines is so entertaining!

Despite all this, " Tahta Hitam " remains a solid album, one fans of Operatic Gothic symphonic metal will certainly enjoy, The first half is full of bangers, but the second is misguided and bloated brilliantly showcases the softer! Masterpiece Gothic metal dinamis yang pengerjaan-nya paling menguras waktu banget dengan hasil yang tidak mengecewakan memang, dari sejak awal 2020 hingga akhir tahun 2021 dibeberapa studio berbeda (Silent Studio, Dua jari Studio, Tonebetter Soundlab & Woodstock) oleh Ambon Mortis & Rsharsh dan pada hasil akhir-nya masih dipercayakan sepenuhnya kepada Rsharsh, yang sebelumnya sukses menjadikan masterpiece album Vox Mortis sebagai rekomendasi penggarapan materi baru Dreamer. catatan w pribadi, Congrat ! atas pencapaian luar biasa dimateri baru ini, Dreamer sukses menyegarkan kembali iklim metal tanah air setelah hampir 2 tahun lebih diserang Pandemi COVID-19. masuknya 3 member baru memang turut ngasih kharisma penciptaan lagu-lagu Dreamer semakin hidup dan megah, dan sampai saat ini ga ada point " kurang " untuk w katakan, 10 track berbahasa Indonesia berdurasi hampir 48 menit sukses mempersembahkan sebuah mahakarya berkualitas top markotop. art cover Adi Dechristianize ngasih goresan angker nan gahar untuk " Tahta Hitam ", sebuah art yang menurut w terlalu Sadis untuk materi Gothic Metal hehehe ... nice art ! en yang terakhir adalah Package Cerberus Productions yang menggandeng Demajors asli memanjakan banget fans untuk mengabadikan Masterpiece ini dengan kemasan most profesional termasuk merchandise. In the end, Dreamer more delivers value for money with more than fourty-Eight minutes of diversified, epic and inspired Gothic Operatic symphonic metal. While some songs are in the same vein as the strong predecessors origin band style without adding anything new to the mixture, this album also includes a few Dynamic and fresh tracks that are mostly successful. While this record isn't a milestone as the predecessor, it's still high-quality metal and any genre fan should definitely purchase the version of this release. BUY OR DIE !

* Songwriting: 9
* Originality: 8.5
* Memorability: 8.5  
* Production: 9






Posting Komentar

Pasang Iklan Kalian disini, Kontak Whatsapp di 085667616670 \\ SELAIN NOMOR INI, AWAS PENIPU !!!

banner-penipuan-lic

Pasang Iklan Kalian disini, Kontak Whatsapp di 085667616670 \\ SELAIN NOMOR INI, AWAS PENIPU !!!