Tiderays - 401 CD 2019

Tiderays - 401

SamStrong Records CD-R 2019

https://www.instagram.com/tiderayscrust

https://www.facebook.com/tiderays401

https://www.tiderays.bandcamp.com

01 I: Existing the Nonexistence 03:53

02 At the Eleventh Hour 03:28

03 Proposition Distrait 01:57

04 An Arm and A Leg 03:25

05 Epic Quiescent 01:26

06 401 03:52

07 Emotional Disconnect 04:18

08 II: Nonexistence the Existing 04:18

Ghozy El Yussa - Vocals

DF Ahmad - Guitar

Faubygest Duvadilan - Bass

Gresia MN - Drums

This is Semarang Quartet band bring the Glorious of the Swedish sound in Hardcore for called Blackened Hardcore !, TIDERAYS. Perkembangan musik berjalan searah dan kadang tidak terkendali karena Ego para pelaku musikal, masih diakar musik cadas yang sama terus bermunculan ide lahirnya sub genre dari Induk-nya, sehingga kadang sebagai Audience sekaligus Penikmat dihadapkan sendiri dengan multitafsir-nya masing-masing, sehingga ga heran persepsi berbeda meski jika dihubungkan dengan benang merah tetap memiliki keterkaitan, but buat Gw peduli setan dengan ini semua, karena Seni musik itu tetap akan memiliki tempat tak tergantikan hanya untuk konsumsi imun yang menjaga otak tetap fresh hahaha... buat temen-temen yang belum familiar dengan Genre Blackened Hardcore, ini adalah dua subgenre musik yang dengan keinginan keras untuk "membuktikan" diri sendiri, serta menghasut argumen internet yang paling panas sekalipun, dan melumat mereka bersama-sama. Ini seperti warna dasar Hardcore yang lebih dihitamkan atmosfirnya, terbukti agak anomali, melawan arus fans kedua genre dan ada lebih banyak untuk misanthrop sejati yang hadir di keduanya; orang-orang kotor, kotor yang benar-benar hanya membenci orang lain (juga diri mereka sendiri). Di situlah letak keajaiban sesungguhnya dari Blackened Hardcore ini, dan bukan karena itu (entah bagaimana) memiliki beberapa fans yang paling dapat ditoleransi dari subgenre musik ekstrem mana pun, tetapi mereka menggambarkannya dengan sempurna apa yang selalu ingin mereka Injeksikan dalam musik cadas yang jahat, brutal, dan abrasif. Ini bukan karakteristik musik yang bisa dianggap enteng, dan paling baik didengarkan sendirian di ruangan gelap suatu tempat sehingga orang bisa benar-benar merasakan penghinaan mereka sepenuhnya dan penuh penghinaan terhadap kenyataannya sendiri. Tiderays dibentuk pada awal tahun 2017 yang memang berkeingan membawa cross sounding ala Scandinavia dengan Jerman style dan mendominasikan dengan sentuhan kental beat of D-beat and Black Metal blends fiercely. mungkin Gw bisa menggambarkan konsepnya seperti perpaduan sederhana antara Complete Failure, Young and in the Way, atau Esoteric Youth dengan warna Swedish Sound sejak memperkenalkan Demo 2018 silam, The band focuses more on the aggressive, raw side with using it to enhance their already nasty, Misanthropic hardcore, turning it into a super charged beast of extreme music.

What really helps to sell the band, however, is how absolutely sincere they sound about their complete and total hatred for those around them ! Meski bukan sesuatu yang baru, discene tanah air ini tentu siap jadi angin segar saat musisi mulai menemukan titik jenuhnya agar selalu terlihat sama saja dengan yang lainnya. diawali dengan intro panjang " : I : Existing the Nonexistence ", Atmosfir gelap sudah mereka sajikan dalam part awal mencekam, karena selanjutnya " At the Eleventh Hour " siap membakar kegelapan hati kalian dengan menciptakan beberapa momen yang benar-benar menyentuh titik nadir putus asa tapi sepenuhnya tetap terdengar dinamis dan intens saat riff-riff Death Metal klasik tradisional ala Entombed atau Dismember yang muram memberi jalan pada ledakan kemarahan dari tempo abrasif dengan cara yang berbeda dari dua dimensi dan cukup jelas karena hardcore yang menghitam memiliki kedalaman dan ruang yang signifikan bagi band untuk mengeksplorasi Sounding unik sebagai trademark band. menyebarkan banyak riff penuh kemuraman, Tiderays ga pernah lupa menghentakkan Groove D-Beat solid-nya sejalan dengan akselerasi emosional lagu. tampak sudah memanas dengan foreplay track awal giliran " Proposition Distrait " menghujam tajam tempo Punk/Hardcore diantara Atmospheric riff komplit dengan sentuhan lead melodius sana sini, pemilihan sound-nya memang terkesan Raw, Rust dan Klasik, seperti pada Drum yang rasanya seperti terekam live aja. material song has a distinctly tongue in cheek vibe thanks to the choice of synths, snarky songtitles and less than serious lyrics; however, it never feels like a joke/parody band this is some very enjoyable BM with Punk/ hardcore influence in the vocals and most important of all songs. menderu lebih gelap lagi abrasi harmonisasi Riffingnya di " An Arm and A Leg ", Gw mungkin sedang meniup angin sepoi-sepoi di sini, tetapi satu-satunya sentuhan " hardcore " disini adalah Konseptualnya. Artinya, simularitas sudah ada di sana untuk mereka yang cukup terobsesi. Ini seperti Raw Tradisional BM klasik layaknya Burzum, dalam sayatannya lebih pendek, mungkin inilah yang menyebabkan sebagian part-nya masuk dalam genre hardcore, karena simularitas ini mungkin akan memanas ketika hanya fast part dari BM yang dimasukkan, dan dalam lagu yang lebih pendek. Bagaimanapun, ini adalah aransemen solid yang sudah Gw gambarkan diatas. Dengan Groove yang lebih pendek, mereka masih memadukan warna gelap Death/Black Metal bagus seperti yang dirasakan pada awalnya seolah-olah memotong langsung ke harmoni meledak yang ditemukan dalam genre tersebut. Biasanya ini diposisikan dengan sebuah intro panjang yang mengarah ke sounding seperti itu, tetapi Tiderays menghapus semua yang akhirnya menunjukkan koneksi antara apa yang biasanya mereka lihat sebagai dua style yang berbeda, Hardcore dan Black metal, yang terkadang berpenampilan kalem dan menyedihkan namun mereka masih meneriakkan kemarahan digarda terdepan musikalitas. menambah sunyi dan sedih, Opting instead for a punishing and authoritative Hardcore presence, Tiderays seem to make all the right moves, albeit on the left hand path. Akustik instrumen " Epic Quiescent " cukup menenangkan dalam dosis tepat pakai, karena track selanjutnya " 401 " kemudian akan balik lagi menaikkan adrenalin. berikutnya adalah komposisi yang Gw pikir beberapa part-nya lebih nge-Sludge Growing the groove-nya yang meleburkan diri jadi lebih rada agresif dan sentuhan lead solo melodius-nya bener bener bikin kegelapan sintetis. the reference is fitting given the dark, schizophrenic nature of these tracks : raunchy hooks, depraved howls, and limitless energy ! dan semakin kita terperangkap dalam setiap kegelapan track yang Tiderays ciptakan hampir pada menit menit akhir setlist track, " Emotional Disconnect ", rasanya tetap meresapi Kultur yang soundnya sudah begitu suram dengan getaran ekspetasi tinggi ala Black metal in the cold woods. dan ending closingnya adalah Akustik Instrumen bagian lanjutan " II : Nonexistence the Existing " menutup durasi ke hampir 27 menit menenggelamkan kita dalam keputus asaan dan kepedihan.

And in conclusion, meskipun seperti membutuhkan sedikit lebih dari pencarian sepintas, Gw engga yakin jika Gw ingin tahu siapa, apa, atau di mana Tiderays berada, " 401 " seperti Badai, Air Mata, Kegelapan dan atmosfir mencekam dalam deru distorsi. bisa jadi ini adalah materi yang Gw anggap memiliki Nyali yang pernah dibuat oleh Tiderays, harus mendapat apresiasi dan didengarkan sebagai karya seni yang nyata, Jujur berkarya, dan kemampuan bermusiknya memang diperhitungkan merangkai Harmoni dengan segala kedukaan yang tertelan mendalam. on the other hand, proves to be a real guitar sophisticated, crafting a neverending succession of memorable doomy riffs that will forever stick to your mind after the first few listens. contributing to create a sense of chaos that permeates the entire record and enhances its atmosphere. Everything about this record is cool: the production sounds rusty and at the same time absolutely evil and nightmarish, making each of the ten tracks of the platter resonate with an ominous and malevolent energy; the balance of the various components of the band's sound reaches its climax.