VA. Dimensi Kematian Compilation # 4 CD 2022

VA. Dimensi Kematian Compilation # 4
Edelweis Records & Distro CD 2022

01. Antivora - Apsintus (Dumai - Riau)
02. Smaphut - Aliran Sungai Darah (Jakarta)
03. Retalition - Fenomena Intimidasi (Sungai Penuh - Jambi)
04. Slaverin - Ain Jalut (Jakarta)
05. DIE - 650 (Banda Aceh - NAD)
06. Morbid Monster - Konflik Antar Etnis (Kendal - Jawa Tengah)
07. Sekarat Berkarat - Berkarat (Pematang SIantar - Sumatera Utara)
08. Rotten Brain - Born to Grave (Solo - Jawa Tengah)
09. Hellstayer - Ketika Sempak Bertasbih (Lubukpakam - Sumatera Utara)
10. Fasiq - Bisnis Kotor Dinasti Koruptor (Jakarta)
11. Meathook Putrescent - Malfungsi Bedah Otak (Blitar Jawa Timur)
12. Traumatic Despiser - Jiwa Pemberontak (Tangerang - Banten)
13. Kandang Kawat - Slayer's Delirium (Bekasi)
14. Immense - Eat Flesh Prostitute Organs (Jakarta)
15. Parricidal - Pembunuh dibunuh (Sungai Guntung-Riau)
16. Nar - Pasukan Kresek Hitam (Jakarta)
17. Bacterial Vaginosis - Gen Zex (Banjarbaru - Kalimantan Selatan)
18. Infanticide - Mati Membusuk (Kendal - Jawa Tengah)
19. Forgiveness Before Death - Teriakan Jiwamu (Batam - Kepulauan Riau)
20. Mephitic Blood - Berlumur Darah (Jakarta)
21. Stench of Virginity - Pelayan Tahta Tirani (Bukit Tinggi - Sumatera Barat)
22. Fester Infection - Virus Scabies Shackle (Semarang - Jawa Tengah)
23. Luth - The Doom of Sodomities (Jakarta)
24. Cerebral Edema - Slaughtering (Banjarbaru - Kalimantan Selatan)
25. Kranda Mayat - Infeksi Moral (Jakarta)
26. Critical Defacement - Drowning in Inception (Makassar - Sulawesi Selatan)
 

DIMENSI KEMATIAN # 4 - WAITING FOR THE APOCALYPSE : CHAPTER KOLEKTIF BERDARAH DI 2022

Tahun 2000 menjadi awal perilisan album kompilasi DIMENSI KEMATIAN #1 yang pada saat itu menampilkan 16 band yang spesifik ke genre Death/grind, kemudian disusul chapter selanjutnya adalah DIMENSI KEMATIAN #2 pada tahun 2002 menampilkan 25 band dan kemudian DIMENSI KEMATIAN #3 pada tahun 2005 dengan 42 band. setelah hampir stagnan beberapa tahun selanjutnya, Gerilya Production kembali melanjutkan Chapter DIMENSI KEMATIAN #4 yang sebenarnya pada tahun 2015 akan dirilis dengan 23 band, namun sayang masalah teknis terjadi, master lagu dan desain cover yang tinggal tahap produksi raib berikut laptopnya yang diambil orang. Kini setelah 22 tahun dari rilisan pertamanya, awal Oktober 2022 ini DIMENSI KEMATIAN #4 kembali hadir dengan menyajikan 26 band tetap ber-genre grind/death/brutal Indonesia merupakan lintas generasi yang menjadi saksi bahwa tradisi kolektivitas di scene metal ini masih dan harus terjaga gaesss !

ANTIVORA dari Dumai, Riau sebagai setlist awal memuntahkan " Apsintus " dari materi full album pertama " Hypothesis Diathesis " tahun 2021 lalu, technical DM tajam menyerang tersaji dengan cukup ciamik. sentuhan melodius simply ala Decrepit Birth diramu dengan ketegasan tempo Defeated Sanity cukup ngasih tamparan nyata tersendiri memang jika talenta hari ini selalu datang dan berbahaya. Syncopated drum beats and elegant cymbal decoration melts with intense walking bass lines in the richer rhythmic sections of the record but they also drop-ship straightforward brutality when linear and fast riffs kick in. sama halnya dengan gempuran maut dari SMAPHUT alias Pingsan dengan " Aliran Sungai Darah " coba ngasih shock terapy brutality. band yang disebut sebut sebagai debut nama awal band Kranda Mayat, pimpinan om Herlambang ini sempat atau gimana berhasil menyelamatkan karya awal dari era 90'an. konsepnya masih menjadi perjalanan panjang dari Kranda Mayat, meski banyak yang bilang debut karakteristik Smaphut cukup mencuri perhatian fans BDM Tanah air. dari Sungai Penuh, Jambi ada RETALITION dengan salah satu materi dari full album " Inspire the Moment " tahun 2016, yups " Fenomena Intimidasi ", Slam Groovy DM ciamik cukup crunchy buat menggoyang audiens dengan ritual headbang ketika stylistik Ajojing-nya cukup merajalela, well cukup mengingatkan dengan karakteristik kuat Kaluman, Dying Fetus, Jasad ataupun Vomit Remnants. massive slam riff comes crashing down and chug their way through some tasty brutal slams, with headbanging groove coming from both the sick basslines and the tight playing behind the rhythmic headbanging riffs, jempolan! dari Jakarta langsung disambut kemudian oleh SLAVERIN dengan " Ain Jalut ", komposisi DM agresif yang kalau w dengerin ada beberapa part fill-in banyak yang engga masuk alias engga match pada ketukan riff en drumming semestinya, taste slamming Riff masih begitu merajalela diantara serangan blastbeat cepat. faster chugged riffs, slower grooves and brutal slams as fuck, and their song writing means they go move seamlessly from riff to riff and between tempos throughout the material while throwing in sweep picking and solos sporadically, keeping you guessing and headbanging throughout. langsung beranjak ke Provinsi yang menjadi serambi Makkah-nya Indonesia, Banda Aceh, NAD, coz ada DIE yang bawaannya garang membabi buta dengan track " 650 ", gaya vocal yang rapat menyiksa masih menjadi trademark-nya, stylish khas mendasar ala Cannibal Corpse dengan Suffocation masih menjadi konsepsional awal ketika DIE ingin meracik sesuatu yang lebih mereka harapkan dapat menghancurkan apa yang mereka benci dari ketidak adilan manusia. Die Fast and Blasting has some of the grooviest bass laden slow slam parts amongst the faster barrages despite it's title, while Inflicted Artificial Intelligence has a nasty brutality bite to some of the tremolo riffing in the intro and hyper sweep picking in among the slams. abis gitu kita kembali ke Kendal, Jateng buat nyimak debut salah satu veteran band metal dari Scene Kendal, MORBID MONSTER melepaskan track " Konflik Antar Etnis ", Death/Thrash yang menjadi perpaduan khas gaya Obituary, Unleashed, Morgoth ataupun Messiah. materinya sendiri dicomot dari debut album " Konflik Antar Etnis " tahun 2016. abandoning their occult predilections for extremely low temperatures and great white hunting trips, melting the ice with the dark brooding grisly flavoured, deeply aggresive, a totally unexpected turn after the untamed vitriolic death/thrashing on the first instalment, the latter partially recalled with the short ripper. balik lagi ke pulau Sumatera Utara, Pematang SIantar ada SEKARAT BERKARAT dengan " Berkarat ", warna Death/Thrash metal lebih dulu menyeruak di part awal. tidak banyak menawarkan partisi musikal yang belibet, Sekarat Berkarat hanya ingin menunjukkan bagaimana caranya bersenang-senang dengan audiens lewat memorable track-nya. dari Solo, Jateng ada ROTTEN BRAIN lewat " Born to Grave " seperti menggugah memori w dengan era Death/grind era 90'an banget, yes long live Old School style, well buat generasi hari ini, mungkin karakteristik seperti inilah yang pada era-nya begitu mendominasi kegilaan dimasa-nya, era dimana kristalisasi berkarya bener-bener berbicara yang sebenarnya. " Ketika Sempak Bertasbih ", bisa jadi bahasa sarkas yang bikin orang awam pada bertanya-tanya ke HELLSTAYER, Thrash metal kugiran dari era 90'an Lubukpakam, Sumatera Utara, sentuhan melodius solo part-nya emang jawara ditunjang dengan clean produksi sehingga menikmati setiap hentakan headbanging emang seperti engga ada matinye. lalu ada FASIQ, memuncratkan track anyar " Bisnis Kotor Dinasti Koruptor ", band yang udah melengkapi diskograpi 3 album masih konsisten mengusung warna Thrash metal sebagai haluannya sejak terbentuk tahun 1999 silam. part awal track ini lumayan mengingatkan w dengan " Biotech Is Godzilla " nya Sepultura ya hehehe, but keep headbang from start to the end !!! kelar headbang abis-abisan, sepertinya bakal diluluh lantakkan dengan penampilan Unit BDM ga jelas dari Blitar, Jatim, MEATHOOK PUTRESCENT, track " Malfungsi Bedah Otak " dicomot dari debut full album perdana " Exhumed the Disembowelment " tahun 2022, entah apa yang terbesit dalam benak-nya ketika drama musik koplo harus dihadirkan kembali dalam tangisan yang lebih melankolis, yang jelas stigma-nya cukup menghantam sekali generasi cengeng bin nangisan hari ini yang terlalu mabuk konyol dengan lagu-lagu yang kian melemahkan stamina dan hati dari Cak Nan Denny hahaha..... Disgustingly low and which provide some Headbangable sections once in a while. Other times, just fucking freeze! Most of the time, slow to mid tempo BDM, Particularly in Elongated Breakdown parts, and the tempo changes here and there are just aiding it raw sound more interesting with lyrics are obscure, perverse, sick etc., and serve to make the impact of the music complete - Brutal and Sick !!! dari Tangerang, Banten kemudian giliran TRAUMATIC DESPISER memuntahkan "Jiwa Pemberontak ", Death metal dengan Riff-riff slaming ajojing masih menjadi mainan utama-nya dalam jurus menghancurkan, sajian sounding-nya pun rela ngasih signature kekerasan musikal itu tidak hanya tampil ngebut sengebut-nya. sementara dari Bekasi, Jabar, KANDANG KAWAT mengamuk dengan single baru " Slayer's Delirium ", gempuran organik yang masih dipertahankan dibeberapa Mini EP mereka untuk tidak terlalu tergantung pada teknologi, especially for the Drumming, sehingga apa yang kita dengar direkaman bakal mereka tampilkan di stage. membabi buta selanjutnya adalah penampilan IMMENSE lewat " Eat Flesh Prostitute Organs ", Unit BDM Jakarta makin tampil ngeri dan ngebut aja setelah 3 album mereka muntahkan sebelumnya. Komposisi BDM yang banyak juga menyelipkan sentuhan dinamis emang edan banget dah ! a non-stop human-slaying, blast-beating, blood soaked to refine the raw hatred the band have purveyed all along, Beware the blastbeating !!! dari Sungai Guntung, Riau ada PARRICIDAL, One Man Slaughtershow om Effendy ars melemparkan track " Pembunuh dibunuh " dari materi full album perdananya " Mengalir Darah Kebencian " tahun 2019 silam. melebur dalam emosional, track ini tetap berusaha menampilkan warna yang (mungkin) tidak banyak band memuja-nya kalo sudah terinfeksi virus blastbeat, nah dari sinilah idealisme bermusik itu sangat diperlukan untuk menjaga sebuah taste, karena jika tidak mungkin kalian hanya menjadi band pelengkap semata. Sekarang, Parricidal telah memiliki produksi yang berani bersaing keras meski hanya untuk proyek satu orang. Parricidal are Skullfuckingly Brutal slabs of Death/Grind with catchy riffs, really fast Blastbeats, and some absurdly grooves. masih dari Jakarta ada NAR dengan " Pasukan Kresek Hitam ", entah konsep lirik apa yang mengadopsi mereka menggunakan ungkapan seperti itu, yang jelas warna BDM tetap konsis mereka ledakkan tanpa ampun seperti hujan deras menghajar. it does so well that anyone that could conceivably enjoy it based on predisposition to music of this nature most certainly will. The aesthetic here is just so dark, celeritous, and downright hateful that a good portion of the death metal populace will definitely want to take note. nuansa Goregrind style yang diseduh dengan elemen BDM cukup menarik diwartakan oleh BACTERIAL VAGINOSIS, unit asli Banjarbaru - Kalimantan Selatan dengan lagu " Gen Zex ", seperti mengingatkan akan debut transisi nakal Carcass menjadi pioner band MDM, dengan pattern vokal yang terdengar jelas lewat style Harsh Vokal. have gone from strength to strength, and anyone who has enjoyed them in the past, or just likes the newer breed of metal in general. kembali ke Kendal, Jateng, ada INFANTICIDE unit Death metal pengusung kekejaman musikalnya via " Mati Membusuk ", dengerin set sound snare drum-nya w kira pengaruh Kataklysm era " Temple of the Knowledge " ternyata sounding midi-nya seharusnya masih harus terus di olah lagi lebih Hybrid ataupun juga Organik, Arrrrghhhh !!! lumayan mencuri perhatian kemudian adalah penampilan FORGIVENESS BEFORE DEATH lewat " Teriakan Jiwamu ", gempuran BDM agresif dari Batam, Kepulauan Riau ini lumayan mengonyak telinga dengan konsepsional yang w pikir akan siap berbahaya dimasa yang akan datang karena w ngeliat band ini punya penulisan materi yang bagus. very rhythmically with Blast beats upon blast beats with the slick veneer of the production on this track feels tedious about half way through. On top of that, there is not a shred of creativity and the only really worthwhile song is probably. elemen Crustcore dengan Death metal dilebur menjadi aransemen yang dapat membuat penampilan dan audiens semakin ugal-ugalan seperti w mendengarkan lagi materi Exhumed, General Surgery ato Impaled saat mendengarkan unit asal Jakarta, MEPHITIC BLOOD dengan " Berlumur Darah ", Regardless of whether you want to call this 'gore-grind' or 'death-grind', the songs eschew the obnoxious practice of :50 of blasting, sloppy riffs and haiku-like lazy political ravings and morph into pure metal tunes, with demented, wailing leads that fit the tireless momentum perfectly. dari Bukit Tinggi, Sumatera Barat kemudian ada STENCH OF VIRGINITY menumpahkan track " Pelayan Tahta Tirani " dari debut album " Destruction of Human Conscience " tahun 2019, memainkan riff, bukan hanya sebagai elemen pengisi, dan bukan hanya sebagai pola ritme pada senar paling atas saja untuk menangkap esensi karakteristik DM yang seperti biasa adalah Blazing riffing. sementara lini bass tidak begitu menonjol, meskipun jelas terdengar. penentuan pola aransemen-nya memang tidak terdengar berbelit belit alias to the point gempurannya, meski level vokal yang kalo menurut Gw (mungkin) diatas segalanya (baca : Level .ed), sehingga instrumen lainnya seperti dipaksa tenggelam. mungkin type deep vokal-nya kurang terasa " Basah " sehingga memang beberapa kali Gw mendengar low Growling-nya kedodoran dan dipaksakan, mungkin typical sounding SOV memang sudah disetting seperti ini sebagai Trademark. selain Ganas menyematkan riff-riff distortif yang keras, sentuhan Dark Harmonizing juga kerasa menyakinkan konseptual atmosfir musik yang gelap. is monumental in it's achievement, the riffs flow together, and although it does not have a nonstop atmosphere, it is in fact pretty much non-stop. mau yang lebih terdengar ngebut lagi? hellcome Semarang BDM Unit, FESTER INFECTION selanjutnya membabi buta tanpa ampun lewat " Virus Scabies Shackle ", slamming groove dan lead guitar masih jadi interaksi mengasyikkan selain gempuran mematikan blastbeat. While the music can certainly be oppressively suffocating, rhythmic shifts and stop / start parts open up the songs and give them some breathing room. Jakarta scene masih punya LUTH, Unit DM enerjik dengan " The Doom of Sodomities ", Komposisi musikal yang menyeduhkan beberapa sentuhan cukup unik coba menghadirkan warna magis dan etnis sederhana ala Nile. which build up before a groovy and galloping riff introduce you to the main riffs and verses of the song, and as the song progresses you get to experience the great atmosphere that can be built if you use the lyrics and song length to your advantage. One man Project again, CEREBRAL EDEMA dengan " Slaughtering ", unit asli Banjarbaru, Kalimantan Selatan ini mencomot materinya dari demo " Feast on Carcasses " tahun 2018 silam. memperkental terus warna BDM seperti awal Booming-nya dari Era 90-an, Influences ranging from old school to early BDM bands are now mixed makes up for it through it's variety and strong songs. karakter Drumming yang lebih manusiawi, downtuned riff yang terdengar akurat, Well, sudah saatnya One Man Project jangan terlalu kaku dengan persepsi stereotype yang beredar liar, era sudah semakin canggih, karakter drum Midi statis telah dapat digantikan oleh hadirnya Library instrumen yang lebih Manusiawi. penentuan setiap aransemen mulai terkonsep lebih baik, sehingga menikmatinya kita akan lebih enjoy lagi. It's not Necessarily the most Mind Blowing playing, but it's more tasteful and adds just the right amount of extra Awesomeness. setelah mengganti nama Smaphut, KRANDA MAYAT, yang masih jadi obsesi utama band masih pimpinan Om Herlambang memperkenalkan single baru " Infeksi Moral " yang menampilkan sayatan solo Shredder ajib om Firman Al Hakim. nah menjadi point plus sebenarnya disini menurut w pribadi adalah penyajian musikal yang berani beda dari yang sudah-sudah adalah keharusan yang hakiki ketimbang mempertahankan style copycat sana sini, well w seperti mendengarkan sesuatu yang berbeda dalam movement DM Tanah air, cool ! dan sebagai closing setlist diselesaikan oleh BDM Kugiran Makassar scene, yup CRITICAL DEFACEMENT lewat " Drowning in Inception ", dari debut full album pertama " Crime of the Century " Tahun 2014 silam. gebrakkan biadab band pimpinan Om Idol Blasphemy ini emang no comment dah. dengan siksaan mengerikan dengan dentuman Kuat Blastbeat Mantap ! It's cool in that while it's genuinely brutal and face melting, The vocalist is definitely not singing words but it works man, it sounds really intense. It's low without being so guttural that it loses power! Aroma Disgorge yang bertemu dengan Style beat enerjik-nya Disavowed memang menjadi perpaduan Komposisi yang banyak meracuni Musikalitas. While basically just variations of a tremolo riff or chugging with interspersed power chords, the riffing is brutal and tight and not lacking in the creativity department. The tone is a slghtly clean version of classic brutal death tones ! its presence is still obvious within the music, and it does make for an interesting contrast to the sometimes bland riffage abound into Brutality Never ending !

Akhir kata, Dimensi Kematian Compilation # 4 tetap menjadi Kolektif Lokal Death metal asli Scene tanah air yang harus kalian nikmati eksistensi barisan band feature-nya, kita masih berbangga jika Scene DM kita masih terbesar di Asia, yup masih dikuasai oleh Indonesian scene pokoknya ! Untuk rilsan DIMENSI KEMATIAN #4 ini dirilis dalam format CD-R sangat terbatas hanya 150 pcs dan atas permintaan kolektor yang sudah mempunyai kaset ketiga chapter sebelumnya, tersedia juga nanti format kasetnya terbatas hanya 30 pcs dengan hand numbered. Well, buruan order sebelum nangis kehabisan !

Posting Komentar

Pasang Iklan Kalian disini, Kontak Whatsapp di 085667616670 \\ SELAIN NOMOR INI, AWAS PENIPU !!!

banner-penipuan-lic

Pasang Iklan Kalian disini, Kontak Whatsapp di 085667616670 \\ SELAIN NOMOR INI, AWAS PENIPU !!!