VA. Spirit Possession V - Plague of Sins CD 2020


VA. Spirit Possession V - Plague of Sins
Deathwish Records CD-R 2020
https://www.facebook.com/Deathwish-Records-1694273370634058/

01. Allegia - Tajam Menghujam
02. Borock - Semiotika Dosa
03. Conscience Whisper - Bara
04. Deadfaint - Terkekang
05. Demonic Massacre - Paradogma
06. Fallen To Pieces - Kala
07. Fornication - Bangsat Moderat
08. God And King - Eternal Perish
09. Hellraizer - Bleeding Tragedy
10. Human Autopsy - Pesta Pora Timah Panas
11. Incarnated - Holy War
12. Intiapi - Beschaving Killer
13. Jessabelle Iscariot - Anamis
14. Karberos - Surga Distopia
15. Lascivious Psychosis - That You Ignore
16. Last Train To Heaven - Try To Breath
17. Outhrumenoside - Money Destruction
18. Revival - The Martyr
19. Sword Of Scream - Save Our Soul
20. Tears And Blood - Pathetic Mortal
21. Temper Tantrum - Perceptions
22. The End Of Bloodshed Revolution - Disapproval
23. UFBF - Unforgiven
24. War Of Pain - Behind Demon And Angel
25. Wrecking With War - Discrimination


Memasuki Jilid ke V bertajuk " Plague of Sins ", Deathwish Records memfokuskan kolektif rilis ini dengan segmentasi " Core " Genre sebagai bentuk representasi hari ini kepada genre yang beberapa tahun kemaren sempat menguasai Industri musik cadas. bukan sekedar trend pasar semata, perjalanan musik memang terkesan dinamis seperti roda yang berputar. Genre ini tidak akan pernah mati sampai kapanpun (termasuk genre metal lainnya) tapi tetap bertahan dengan idealisme yang selebihnya mengalami evolusi menjadi lebih menyegarkan untuk dinikmati lintas era. buat temen temen yang ingin mengenal lebih banyak dan jauh lagi, pentengin sederet line up kompilasi ini, rasakan pengalaman baru berbeda nan menyegarkan, karena ternyata ada lebih banyak ternyata Hidden Treasure band tanah air yang siap kalian perhitungkan eksistensi berkarya nya dimasa yang akan datang.

Setlist Track langsung dimulai sesuai abjat, ALLEGIA, Ciamis Metalcore melesat tajam dengan " Tajam Menghujam ", warna melodiusnya memang tersemat  begitu kental, band ini punya riffing style menarik untuk dicermati lewat duet yang saling mengisi. Produk akhir track ini menawarkan inti yang masih terdengar slim meski panning low bass cukup menggelitik. Lead guitar sangat terdengar melodik, balutan vocal yang selalu berdimensi mengikuti setiap ritme tanpa lelah dengan teriakan parau dan sedikit menawarkan aksen bagian-bagian tertentu dari lagu yang Kehadirannya di seluruh aransemen tidak pernah goyah, They play like they are a brand new band just coming out from under a rock. But honestly I would rather get killed by a rock than listen to their shit. My friend who hates this band more than I do says this. partisi Riff melodius-nya bagi w sangat menawan. karakteristik Metalcore yang merupakan perpaduan kuat warna Burgerkill, As I Lay Dying, All That Remains, Unearth dengan War of Ages. masih dari Ciamis scene, giliran BOROCK dengan " Semiotika Dosa ", juga masih ga jauh menawarkan sentuhan Metalcore dengan balutan manis riff melodius. aransemen dari riff ke riff breakdow disematkan dengan cukup simply, riff palm-string terbuka atau semacam pseudo-creative lead akan memainkan yang Kemudian melemparkan chorus, ulangi riff pertama untuk part berikutnya. there’s been a damn explosion in this genre with all thought to originality being thrown out of the window and with most bands beginning to sound the same and becoming impossible to tell apart. dari Tulungagung, Jatim ada CONSCIENCE WHISPER meneriakkan lantang " Bara ", masih dengan seduhan Metalcore modern yang terdengar dramatis. pengaruh yang lebih besar pada atmosperic Riff dan harmoni di sana. Bahkan struktur musikalnya diubah sepenuhnya dengan komposisi lagu yang berjalan dengan blocking double riff yang saling mengisi dihampir keseluruhan selain Medium Breakdown Groove part. riff mosh lebih tradisional untuk menutup beberapa bar. sementara dari Pasuruan, DEADFAINT masih memukau dengan " Terkekang ", perpaduan typical Lamb of God, Burgerkill, Beside, Parau sampe Rise to Remain atau Trivium cukup mengena dibeberapa part. Gw suka dengan sound riff-nya yang bergaya kental Thrash metal sehingga ga heran jika sihir maut mereka adalah Provokasi Headbang ! All the instruments are impeccably timed and occasionaly present some rather impressive technical flourishes, thought they never really threaten to overtake the relative simplicity of the music at large. 4 track sudah membuai kita dengan manis-nya sentuhan melodius, kini saatnya harus terpecah dengan raungan keras Horror Deathcore/Blackened Deathcore asal Malang, Jatim, DEMONIC MASSACRE meneriakkan keras " Paradogma ", cabikan kejam ala Make Them Suffer, Winds of Plague, Carnifex, Godless Crusade atau Conjonctive. membuktikan penyeimbang musikal terhadap aspek-aspek skor mematikan yang lebih tak tertahankan dari sound band. dengan karakter yang lebih dapat diprediksi ditempatkan jauh lebih logis dalam aransemen. mereka memiliki beberapa ide bagus di fill-in dan Bar, karena jika terlalu banyak ide buruk hanya bisa menghancurkannya menjadi debu dan membawanya pergi oleh angin, Demonic Massacre masih memperhitungkan sekali progres demi menjaring autorespon-nya. teknik-teknik riff keren hadir disini. Generic songwriting, crappy breakdowns, occasional lapses into douchebag flat brimmed hat paradigm in the lyrics, and mostly ineffective technical riffing make for one chore of a listen from band. Remember kids: wasting potential is just as bad, if not worse, than consistent sucking ! dan masih dari Malang Scene, kita bergerak memberikan tetes peluh berikutnya untuk nama FALLEN TO PIECES dengan " Kala ", coba mempersonifikasi dari penyakit itu sendiri, Band ini ingin menggambarkan sebagai suatu individu yang sangat elok, sangat menawan bahkan menarik, tetapi individu ini memegang senjata di salah satu tangannya dan sambil memejamkan mata ketika menggunakan senjata tersebut tanpa melihat siapa yang terkena senjata tersebut, karena itu terdapat dalam lirik " aku adalah sang murka ", " terutus dari sang takhta ". sentuhan Metalcore yang terdengar lebih berat condong kepada pengaruh band-band Metallic hardcore era 90-an seperti Earth Crisis, Snapcase dengan warna Modern yang diusung oleh Lamb of God atau As i lay Dying. karakter vokal-nya total banget, jauh terdengar berbeda dengan band-band sebelumnya. masih tetep andalan nih band sejak Gw kenal beberapa tahun lalu, dan Deathcore potensial asal Barat Jogja, FORNICATION memperkenalkan single barunya " Bangsat Moderat " masih dengan sentuhan kental Deathcore yang merupakan hasil perpaduan warna kuat The Red Shore, Infant Annihilator, I Declare War, The Black Dahlia Murder serta Job for a Cowboy. all remnants of their deathcore past have been finally stripped away and in its place is a fearsome, brutal and ugly technical death metal monster which now edges close to some kind of unrelenting cross between Morbid Angel and Decapitated perfectly fine because it makes up for that in its energy and superb flow within the song structures ! kematangan komposisi sangat jelas terlihat banget disini selain kemasan produksi sound yang Awesome, sehingga karakterikal megah so pasti jadi poin materi ini. meski belum berubah 100% menjadi beberapa entitas Pure DM. Apa yang telah mereka lakukan di sini dipelajari untuk benar-benar menuliskan lagu yang makin keren. Mereka tidak hanya menggabungkan banyak Straightforward DM atau mengatur style vokal lebih baik terhadap akselerasi riff gitar dan drum, tetapi mereka benar-benar berhasil membuat kerusakan yang hanya lebih unggul dari tahun-tahun awal karir band. Tentu, itu terjadi, tetapi Fornication masih memastikan bahwa sesuatu yang menghibur akan selalu terjadi bagi kita yang lebih suka manufacture breakdowns yang lebih anggun daripada shotput kasar dari model slam dancing. ga kalah ngeri juga kehadiran GOD AND KING dari Brebes, Jateng, dengan " Eternal Perish ", memuntahkan style Blackened Deathcore perpaduan kuat nan dramatis antara Infant Annihilator, Aversions Crown, DEcapitated juga Winds Of Plague. Surprisingly have nothing waiting in the deeper wings of the material save more of their Impressive, Evolutionary juggernaut force and Dark heavy ! Segala sesuatu yang ada pada Kejadian adalah sebagai upaya konsistensi style. Pendekatan konstruksi riff dan sectional telah pindah dari karakter yang terfragmentasi menjadi sesuatu yang menyerupai koherensi, tetapi sayangnya band masih tidak dapat menahan keinginan untuk membuang waktu yang tidak perlu alias perubahan perasaan yang mengganggu aransemen. Pendekatan drum sebagian besar di mana ketidakjelasan sounding masih bertahan, ga banyak terselip kejutan mendasar, meski progres-nya lumayan nanjak dari segi Produksi. Setiap rasa kontinuitas yang mungkin muncul dalam pengaturan sebagian besar tergantung pada riff, yang masih menghindari apa pun yang mudah diingat, dan kadang-kadang kembali menendang seperti udah jadi Obsesional band. dari Nganjuk scene, nama HELLRAIZER udah Gw kenal sebagai Pengusung TDM dan Gw termasuk telat dengan debut materi awal band pimpinan Om Rizky pada EP " Bleeding Tragedy " tahun 2009 masih mengalir kental elemen Thrash/Hardcore untuk track " Bleeding Tragedy " sendiri, cukup mengingatkan dengan US Hardcore ala Only Attitude Counts dengan karakter vocal yang lebih berat mengingatkan sekali karakteristik Six Feet Under, catchy and easy listening jika dibandingkan materi terakhir yang malah barbar dan edan. still guising as extreme metal. Although a pretty short listen, the highly compressed amount of unmemorable ideas makes it seem a lot longer. dari Denpasar, Bali ada HUMAN AUTOPSY memuntahkan nomor Deathcore keras " Pesta Pora Timah Panas " yang terinspirasi dari situasi dimana masyarakat diperbudak oleh jaman maupun teknologi yang ada, sehingga manusia menjadi individu yang tidak peduli terhadap sesama dan lingkungan sekitar sehingga banyak yang dirugikan sehingga timbul perpecahan, masih jadi isu yang nyata terjadi sampai hari ini dan nanti. sentuhan low Tuning sound memang ingin banget meremukkan tulang audience, meski tidak terdengar Agresif, yakinlah kalo mereka bisa menjadi terror dimana saja. The result is a much more straightforward and far less annoying material that is mostly brought down as the tracks sound more or focus on being brutal and aggressive rather than concentrating on songwriting and the album suffers from that despite accomplishing what it clearly set out to do. sengatan Deathcore style masih jadi setlist angker berikutnya, INCARNATED lewat " Holy War ", menaburkan atmosfir Deathcore yang terbilang gelap dan mencekam. perpaduan warna MDM dengan Blackened DM ala Behemoth dengan intensitas biadab Lorna Shore, Godless Crusade ato The Funeral Pyre, cukuplah bagi Gw menggambarkannya. randomly playing around with his voice as much as he used to be, but he comes across as boring since he isn't using his scream as much as he used to and he has always had one hell of a scream. The fact that he mostly uses one type of deep grunt as well also makes his delivery monotonous and helps to meld all of the tracks together. Varying vocal delivery while avoiding the pig squeals would have really brought the score up, but sadly he seems to be playing too conservatively. dari Probolinggo ada Metalcore disaster, INTIAPI dengan " Beschaving Killer ". sentuhan catchy cukup tersiratkan pada aransemen lagunya yang bertensi naik turun cukup buat mengaduk adrenalin pendengarnya di Moshpit area. sentuhan Harcore metal yang terselip diantaranya cukup menjadi representasi dari era 90'an, era dimana nama Earth Crisis, Snapcase, Integrity atau Merauder masih menjadi soul dan spirit kejayaan Metallic Hardcore. and I expect great things from this band in the future but I still feel that they were signed too early into their career and are still developing musically. mendengarkan Megahnya sound Deathcore yang diusung ama Band Deathcore asal Tangerang, JESSABELLE ISCARIOT, tentu saja moodbooster Gw langsung meregang tegang begitu mendengar Wide panning menghantam full kayak gini. lewat track " Anamis ", produksi Soundnya bikin kita akan merem melek membaca kekejaan musikal mereka tampak hidup. ya ga bisa dipungkiri teknologi hari ini akan memoles semuanya menjadi lebih mengerikan dari yang kita bayangkan. sentuhan Deathcore berat dan membabi buta ala warna awal Suicide Silence, Carnifex, Whitechapel, All Shall Perish dengan sentuhan Dark Harmonize ala Morbid Angel atau Kataklysm lumayan menyedot perhatian Gw. the song starts with a brief melodic section, backed by some drum fills, to explode in a couple of extremely fast sweeps, followed by the acrobatic main guitar riff and by a devastating blast beat session, followed by a breakdown perfectly integrated with the music that beautifully and suddenly slows the pace. Yes, a great amount of breakdowns is obviously present, but what makes them so pleasant to listen and what distinguishes this album from the rest of the competition is the fact that they feel like a natural progression of the song, Awesome ! menyengat kembali Metalcore agresif dari KARBEROS dengan " Surga Distopia ", batasan musikal bagi mereka tidak ada sekat yang menghalangi selain ekspresi musikal liar mereka yang terus menghajar ! LASCIVIOUS PSYCHOSIS, menyerang berikutnya dengan warna Blackened via " That You Ignore ", riff Thrashing kental dan Blastbeat masih jadi ornamen partisi musikal mereka yang menggerus diantara seduhan beberapa harmoni mencekam, lebih ngajak kita banyak ritual Headbang dengan Thrashin riff. style vokal yang seperti orang bersendawa dengan aransemen yang menurut Gw lebih kerasa banget sentuhan kental Death metal. dari Blitar scene giliran menghantam adalah LAST TRAIN TO HEAVEN memuntahkan kejahatan musikalitas dengan nomor " Try To Breath ", perpaduan Metalcore ke Deathcore cukup terasa hangat dalam instrumentasi. The music contained is complex, dark, violent, making up for a relentless aggression, but at the same time it's varied, entertaining, studied and memorable, resulting beast but without sacrificing emotion even in the slightest. OUTHRUMENOSIDE, Deathcore asal Surakarta dengan " Money Destruction ", penyederhanaan sentuhan dramatis antara warna Thy Art is Murder, Fit for An Autopsy, Whitechapel, hingga Chelsea Grin dengan sengatan lebih gelap lagi, namun Gw pribadi kurang begitu menikmati karakter Vokalnya yang Outofdate, kurang total dan lepas mengikuti progres musiknya yang lebih membombardir. A nice example of what I stated above is probably represented by the opening track, the song starts with a brief melodic section, backed by some drum fills, to explode in a couple of extremely fast sweeps, followed by the breakdown main guitar riff and by a Devastating blastbeat session, followed by a breakdown integrated with the music that beautifully and suddenly slows the pace. Yes, amount of breakdowns is obviously present, but what makes them so pleasant to listen and what distinguishes this material from the rest of the competition is the fact that they feel like a natural progression of the song. Modern Metalcore bagus giliran dimuncratkan oleh REVIVAL untuk nomor " The Martyr ", komposisi, Aransemen dan produksi materinya sangat berani diadu dengan nama lain yang melejit hari ini, karena sebenarnya Scene kita masih terlalu banyak sekali menyimpan embrio berbahaya dibawah tanah ketimbang yang muncul dipermukaan. Mereka tidak begitu aja ditempatkan sebagai distorsi yang menjengkelkan banyak orang atau hanya untuk memukul pantat kalian, sering melanggar struktur lagu seperti banyak tindakan setara lainnya yang harus mereka lakukan: Revival menunjukan secara harmonis termasuk dalam perpadua musikal, menambahkan variasi track yang mereka inginkan sebagai sebuah sentuhan modern. dengan hati-hati menghindari menggunakan struktur lagu yang masih tradisional. menawarkan penjelasan sempurna tentang apa yang Gw tulis, karena gangguan menyenangkan masih diikuti oleh part yang lebih lambat dan asyik, untuk melanjutkan ke bagian solo melodius, di mana riff bener-bener memainkan pola sapuan yang dramatis, sedangkan gitar rhytm sedang sibuk mengisi kejutan lainnya. SWORD OF SCREAM, Deathcore asli Malang punya melemparkan " Save Our Soul " sebagai amunisi agresif dengan sentuhan simponik. seperti mendengarkan style The Escapist, I, Delusionist, Winds Of Plague atau Sin Deliverance. Deskripsi yang Gw tuliskan di atas hanyalah sample yang dibuat untuk menggambarkan apa yang Gw sebutkan. memungkinkan Gw untuk menjelaskan gaya bermain materi dan Sounding. Selama hampir setengah dari durasi lagu, Riff memainkan pola yang sama sekali berbeda, tetapi pada saat yang sama mampu saling melengkapi dengan sempurna, keduanya mempertahankan aspek teknis komposisi dan menghasilkan eargasm murni. Khususnya selama kerusakan, kita sering mengalami situasi ketika satu gitar sedang chugging, sementara yang lain sedang melakukan sesi penyadapan (Eradication), atau pola chord disonan (The True Beast), membuat kalian Anda bertanya-tanya seberapa talenta seorang musisi memilikinya untuk memahami sesuatu yang diatur dengan baik dan mudah diingat pada saat yang bersamaan. dengan Produksi yang mampu menjawab semua, termasuk model Loudness war yang hari ini cukup untuk menghancurkan telinga kalian dengan tajam setajamnya up levelling. dan masih di Malang scene, gantian TEARS AND BLOOD menyiksa kita dengan distorsi maksimum by song " Pathetic Mortal ", We are here to blow your fuckin ears ! Jember attacking with TEMPER TANTRUM dengan " Perceptions " nya, aroma Suicide Silence dengan All Shall Perish sedang perang urat syaraf sekali dengan Agresi musikal. Analisis mendalam dari lagunya membutuhkan waktu terlalu banyak, sehingga kadang jadi hal yang membosankan dan akhirnya sulit karena sifat platter yang sangat kompleks. Setiap part lagu mewakili sorotan dalam dirinya sendiri, kecuali mungkin instrumental singkat yang memiliki peran untuk memungkinkan pendengar untuk mengambil nafas sekitar setengah dari aransemen. Gw hanya akan mengatakan bahwa, meskipun mengikuti style umum yang sama, komposisi lagunya variatif dan berat so pastinya ramah banget di kuping. dari Blitar kembali ada THE END OF BLOODSHED REVOLUTION yang coba bawa kembali keindahan Metallic Hardcore asli era 90-an, dari aransemen hingga sounding jadi representasi berani lewat track " Disapproval " yang dicomot dari full albumnya nanti. perpaduan antara warna kecil Dead Blue Sky, State Craft, Spineless, Deformity, Eucharist, Morning Again juga Arkangel. in the purest sense of the term; they're a hardcore band with metal riffs. While there are some more straight up hardcore riffs and sure does like throwing in the odd breakdown, most of these riffs would sound perfectly at home in a even death metal respectfully. Black metal really doesn't come into the equation aesthetically, but a spitfire Marduk'esque trem riff rears its head every an incredibly brutal breed of hardcore now and again. masih dari Blitar scene, United For Best Friend aka UFBF melemparkan " Unforgiven " dengan warna Modern Metalcore yang ga kalah mantapnya menghajar dipenghujung setlist track pada durasi menit ke 01:30:28 sebelum akhirnya disempurkan orkestrasi core penghancuran ini oleh WAR OF PAIN, Metalcore dari Batang, jateng dengan " Behind Demon And Angel " dan WRECKING WITH WAR, Kediri Deathcore dengan elemen kental TDM lewat " Discrimination ", Deathcore tropes like Deep grunt and scream Insane breakdowns are handled with more tact and temperance so as not to overload the material or make it feel disjointed. The stereotypical chugging is mostly reserved for the bass and meant to accent the wild and crushing lead guitar riffs. the songs are all written smoothly and with more in mind than simply being brutal mosh music. They wrote a destructive masterpiece through balance, individuality, and creativity and shattered the perception that deathcore was a blah genre in and out with TDM Stuff. No! They set out to give us Deathcore's first big hurrah, and they succeeded with resounding destructive power.


Posting Komentar

Pasang Iklan Kalian disini, Kontak Whatsapp di 085667616670 \\ SELAIN NOMOR INI, AWAS PENIPU !!!

banner-penipuan-lic

Pasang Iklan Kalian disini, Kontak Whatsapp di 085667616670 \\ SELAIN NOMOR INI, AWAS PENIPU !!!