Stolen Visions / Hands Upon Salvation - Comprehensive Chaos and The Seek of Immortality ' Split CD 2017

Stolen Visions / Hands Upon Salvation - Comprehensive Chaos and The Seek of Immortality ' Split

Samstrong Records / Heartcorner Records CD 2017

https://www.stolenvisions.bandcamp.com

https://www.facebook.com/StolenVisions

https://www.handsuponsalvation.bandcamp.com

https://www.facebook.com/handsuponsalvation

01 Stolen Visions - Diverge 02:55

02 Stolen Visions - Mourning 03:13

03 Stolen Visions - Attempt (Acme cover) 02:32

04 Stolen Visions - Back To Your God 04:54

05 Hands Upon Salvation - As The Sky Fall 04:33

06 Hands Upon Salvation - Better By Daylight 05:01

07 Hands Upon Salvation - Son, Takes Up The Oppressor 05:51

Era 90 dan Awal 2000-an pernah menjadi Pandemik era ke-emasan Metal/Metallic Hardcore diScene Tanah air pada jamannya sempat dibilang aneh, atau tidak sedikit dari audiens yang rada belum " ngeh " style Metallic Hardcore ini karena memang Dominasi penikmat genre Hardcore waktu itu kebanyakan lebih berkiblat ke US, mungkin nama seperti Sick Of It All, Snapcase, Ignite, Warzone cukup gampang diterima oleh audiens, ditambah band2 yang berbau hip metal/modern metal yang mulai menjamur dan kemudian membosankan. Metallic Hardcore yang memang " puritan " dan tidak mau terpengaruh trend atau industri musik. mungkin kalo di Eropa Gw bisa mencontohkan scene terkejam-nya, H8000 (Hate Thousand), sebuah scene yang pada saat ini tidak terpengaruh " booming " metalcore yang telah menjadi trend bagi industri musik, H8000 tetap " Keras " dalam hal tema & lirik, tetap tegas termasuk juga dalam ideologi. nah, Epidemi ini pernah Gw rasakan sendiri hidup di scene tanah air sepanjang era 90 hingga awal 2000 an, dan Gw ga akan membahas konsep " Metalcore " seperti yang kalian dengarkan pada hari ini yaa.... kalian hanya akan menikmati Hardcore Metal yang asli Gentle dalam pride, Attitude & Unity, ini juga seperti ungkapan Hans Verbeke, Vocalis band LIAR " ... the term metalcore anno 2009 is way different then let's say the 90's...we have nothing in common with the current stream of " Metalcore " bands who are into wearing eyeliner and nailpolish, who are aiming to be the next big stadium rock band, the current stream of bands have no messages and statements, it's just plain and boring metal... " nah kan...

Ok seperti biasa, daripada semakin melebar kemana mana, ada baiknya Gw skip untuk segera menulis Split berbahaya 2 Unit Band Metallic Hardcore Jahat asli Tanah air ini, STOLEN VISIONS (SV) dan HANDS UPON SALVATION (HUS) untuk split " Comprehensive Chaos and The Seek of Immortality " rilisan kongsi 2 label Hardcore pioner, SamStrong Record dan Heartcorner Records. SV masih boleh Gw bilang Hardcore/metal yang lahir, tumbuh besar dan menjadi legenda hidup di kota Malang. sudah eksis sejak era 90-an dan pertama kali Gw kenal dengan debut album pertama " They Make Me Stronger " via Youth Frontline Records tahun 1997 dalam format kaset pita, karena Gw termasuk masih awam banget pada saat itu masih terheran banget saat harus mendengarkan sajian Hardcore-nya yang lain daripada yang lain, ya karena memang Pada era itu hampir belum ada yang memainkan hardcore kental dengan nuansa metal atau terpengaruh oleh pesona gelap Clevo Sounds atau bahkan band-band Evilcore daratan Eropa, Stolen Visions mendobrak dominasi scene Hardcore lokal dengan memilih Hardcore infected metal dengan pendekatan lirikal yang lebih religius ala Taqwacore hingga pada akhirnya Album ini disebut sebut sebagai rilisan Hardcore/Metal pertama Indonesia. SV pada Split ini menyuguhkan 4 track termasuk 1 cover version, Hardcore dengan Infeksi metal beneran seperti Riff-riff jahat Slayer dan Melodic riffing Black Metal style, iya pertama kali saat mendengarkan (materi kaset " They Make Me Stronger " .ed) harmonisasi yang mengejutkan sekaligus bikin Gw garuk kepala, akhirnya cepat sadar aja Movement musik itu tetap berjalan. " Diverge ", mendengarkan harmony riff suram dengan tempo Drum yang cepat mengingatkan dengan North Carolina, Undying era " This Day All Gods Die ", Acme, Slayer, Statecraft, Dead Blue Sky mungkin juga model Withered Beauty, coercing them into an aggressive, but melodic form of music, full of emotion, but still cold and distant. karakteristik Middle Sound yang dominan, sehingga kita akan mendengar sayatan melody riff-nya seperti mengantarkan atmosfir yang mencekam namun masih melemparkan Lirik lirik ajakan positif, bias refleksi yang bertolak belakang rasanya. track ke-2 " Mourning " Harmony riffing-nya ada yang mengingatkan Gw dengan karakter Melodic DM seperti Withered Beauty, lebih terkesan kuat sekali warna Thrash/Death Metal-nya jika memang kita menyebutnya Hardcore meski beberapa Slam Breakdown part masih jadi Trademark. SV juga mengcover ulang " Attempt " sebagai bentuk penghormatan kepada salah satu pengaruh terbesar band, Acme dari materi paling gersang mereka " Menschenmaschine " EP. dragging the tune down into seventh level hell where an incredible, unrelenting atmosphere of suicidal darkness pervades and remains. As the tracklist continues, the big textured riffs and hammering rhythms drill themselves deep into your brain. This is memorable stuff, mainly because it was so unique at the time that it has somehow managed to remain timeless. track " Back To Your God ", nuansa religius nya memang bener-bener mereka tuangkan dalam persepsi bait lirik, apalagi kalian bisa merinding mendengarkan narasi intro dan Outro-nya. kemudian pada menit ke-14, Giliran HANDS UPON SALVATION (HUS) senyawa hardcore/metal yang hidup di Yogyakarta pada awalnya memilih nama sebagai Destruct, hingga akhirnya berubah menjadi HUS yang bisa jadi satu-satunya band yang tersisa dari kolektif New Vision Brotherhood, kolektif kecil berisi band-band newschool dan hardcore/metal di Yogyakarta. tampil kalem tapi menghancurkan dengan " As The Sky Fall ", well Metallic Hardcore yang kental sekali warna Death Metal-nya memang mengingatkan Gw dengan H8000 band seperti Deformity, Arkangel, Congress, ato Spineless yang dipadukan dengan Style dingin Day of Suffering, Heaven Shall Burn ato Point of No Return. " As The Sky Fall " di comot dari materi Album pertama " Celebrate The Newborn " tahun 2004, warna Riff berat dan distortif memang menjadi penampilan sangat garang buat audience saat merespon perform mereka on stage, terus dengan ketukan tempo drum yang cepat juga menampilkan hyperblast, rasanya kekejaman Hardcore metal memang jangan pernah disamakan lagi dengan Metalcore hari ini yang cenderung membosankan. These days it seems like a strange concoction of the liberal and the ultra-conservative, but it is a window into what this subsection of the hardcore scene was preoccupied with at the time. Some of it is pretty naive nowadays, some of it is uncomfortable to read, but some of it seems more relevant than ever. THIS IS MORE THAN CRUELTY ! ya sekilas tempo berat ini akan banyak orang yang belum terbiasa adalah Death Metal band. kemudian " Better By Daylight " nuansa Melodius dan Epic ala At The Gates, tercerminkan dengan penampilan Riff yang rasanya darkest melodic bingit. dicomot dari materi " Entity ", sebuah kedewasaan HUS untuk mempertahan warna kuat Hardcore metal patut diapresiasi banget. apalagi style Swedish Sound riff-nya memang keren abis, There is only so much vitriolic metallic hardcore that anyone can listen to in one go and this style of sounds tends to work best ! dan sebagai Closingnya HUS melancarkan mulus " Son, Takes Up The Oppressor " dari album terakhirnya " Heresy " tahun 2018, memang nampak makin matang dan clean dan Produktifitasnya, namun sayang koq warna Heavy dan Intense soul awal-nya semakin melemah ya? .....

Split Metallic Hardcore yang rasanya cukup untuk bikin ciut nyali bagi fans Metalcore lokal hari ini yang sudah tidak banyak memegang representasi agresifitas serta kekerasan musikalnya dan terlalu mengunggulkan syndrome superstar. materi ini telah mewakili waktu dan tempat-nya tersendiri. Ada jaringan bawah tanah dari seluruh jenis yang seperti band ini dan sebagian besar mungkin telah sepenuhnya dilupakan. tapi jangan pernah lupa jika Sebagian besar saat ini kembali lebih menarik lagi secara konseptual daripada musik, sebuah pernyataan definitif dari sub-genre dan tentu saja debutan ini sangat dirindukan kembali untuk di perdengarkan.