Immortal Rites - Bhatara Api CD 2020

 

Immortal Rites - Bhatara Api
Sadist Records CD 2020
https://www.facebook.com/pages/Immortal-Rites/187050181336821
https://www.reverbnation.com/immortalrites98

01. Chaos Legiun 02:11
02. Bhatara Api 06:58
03. Legiun Api 03:26
04. Serpihan Api 03:30
05. Saphata Agni 05:55
06. Api Hitam 07:12
07. Djiwa Djawi 03:47
08. Vaarmossath 05:10
09. Hong Wilaheng ( Gombloh Atribute ) 05:25
10. Bhatara Api ( Acoustic Version ) 07:21


Dwi Vaarmossath - Guitar/Vocals
Winota - Guitars
Doni Wicaksonojati - Bass/Vocals
Aris Kutes - Drums


Blackened Mythological Metal Immortal Rites are back !!! lumayan juga menikmati perjalanan panjang dan engga mudah untuk Gw mengenal nama Immortal Rites (IR) sejak tahun 1997 saat kali awal mengusung bendera Demon Church yang kemudian nama ini dilebur menjadi kutukan mendarah daging dengan sematan api lebih membakar lencana IR. kerap bongkar pasang formasi (oper formasi juga sih hehehe), telah menguatkan eksistensi IR hingga berhasil melahirkan debut album ke-2 " Bhatara Api " menjadi jeda panjang sejak album pertama " Api dari Timur " rilis tahun 2007. setelah itu IR hanya merilis banyak single, EP, Split serta demo. tetap tidak kehilangan sebuah Identitas sebuah band yang siap menjadi kebanggaan, saat Budaya asli Nusantara senantiasa menyertai attitude bermusik-nya, plus lirik-lirik berbahasa Kawi (Jawa Kuno) sudah jadi trademark band. sebuah bentuk kepedulian untuk melestarikan kebudayaan Tanah Jawa, yang saat ini masih kurang banyak dilirik oleh band lain yang masih terlalu asyik berjibaku tentang lirik Setan, Kematian dan Menghujat tuhan. dan menjawab akan kecintaannya terhadap Budaya Nusantara dan terhitung sangat aktif dalam banyak Komunitas Pelestarian Budaya Tanah jawa dengan mengukuhkan Musik Black Metal sebagai sarana Pelestarian Budaya, frontman Doni Wicaksonojati bersama member IR senantiasa konsisten dengan apa yang mereka kukuhkan sejak awal. menjadi salah satu Trademark yang masih tidak hilang tergerus era, dimana penampilan extra ngebut adalah Attitude dan soul. seperti pada materi-materi sebelumnya, ketukan tempo yang meledak cepat banyak menyelipkan ritme ritme pentatonik asli Jawa terpadukan syahdu dalam sebuah Harmonisasi gelap. Komposisi Black Metal yang menurut Gw lebih terkontaminasi dengan banyak sentuhan elemen Death Metal Bombastis, adalah perpaduan Konsep kuat in the vein Mayhem, Immortal, Dissection hingga Old Sepultura hingga Sodom. dari sejak awal, kata " Api " telah menjadi elemen yang tidak akan terpisahkan dimana sederet titel lagunya selalu tersemat. sejalan dengan dinamika serta pendewasaan musikal, materi baru ini Gw rasa lebih simply strukturnya karena ada lebih sedikit riff dengan nada yang lebih memorable partisinya dan seringkali riff ini menyerupai dasar penulisan dari karakteristik Tradisi BM ketika dimetodekan dalam kapasitas interstisial, tetapi lebih kompleks daripada kebanyakan materi IR sebelumnya, karena disetiap lagu-nya mencoba mengikuti sentuhan melodius, sehingga IR mensinkronkan beberapa tradisi musikalnya menjadi lebih terdengar megah, tidak hanya menjadi keseluruhan yang koheren tetapi bahasa untuk mengontekstualisasikan baris melodi-nya tersebut sebagai sebuah komunikasi yang bermakna. Masih ada kecenderungan untuk mempertahankan beberapa struktur dalam penulisan lagu yang musykil untuk menggambarkan jika riff bar berikut berbeda dari para pendahulunya, IR seperti mencoba berdiri sendiri sebagai tema yang berlawanan, dan mengkonfigurasikan riff ketiga dan keempat sampai memutar antara ide yang kemudian mengembalikan sebagai bentuk harmonisasinya. this more accurately resembles the work of old school bands in that the riffs which define each song are so Iconographic they capture the shape from a distance of what these songs are designed to impress upon us. let's start it !

Pada umumnya, tiga ekstensi nada dan beberapa bentuk pola geometris up and down menentukan beberapa tema sebuah lagu, dan penggabungan riff sering kali menjadi pola ritme satu dan dua nada beberapa kali harus menguji kesabaran ketika sambaran ledakan emosional masih dianggap malah menjadi pencitraan semata kata kebanyakan orang. kekuatan utamanya yang berupa basic fast metal dengan hiasan riff melodius; pola mendasar yang telah teruji waktu, dan efeknya sederhana dan tidak berubah. Keberhasilannya juga mendefinisikan batas-batas sebagai karakteristik BM melodius, simply, barbar, dan mungkin di sinilah jadi point menariknya. Opening track " Chaos Legiun ", cukuplah untuk menggerakkan armada pasukan api untuk bersiap menuju medan dan berperang ! karakteristik sounding gitar-nya lebih kental elemen Nge-death plus distorsi yang dibeberapa loss tune part masih terdengar " peak ", sehingga lumayan mengganggu kualitas clean-nya, dan atmosfir menjadi begitu berbeda dengan ledakan dasyat track " Bhatara Api ", sebelumnya udah Gw ulas dalam single sebelumnya. dari start awal, ketukan snare blastbeat rupanya sudah meledak liar mengiringi Harmoni megah diantara raungan vokal parau berbahasa Kawi Kuno, Gw seperti merasakan Estetika Tune familiar " Night's Blood " nya Dissection mencengkeram pada struktur komposisi awal, yang kemudian Middle part khas Immortal serta Mayhem menyeruak epik meski tidak mampu banyak melenyapkan Gaya Etnis Pentatonik asli Jawa. and I feel cold and freezing as the bleak apparition of Death on a winter Night, crossing the crystal capped glaciers harboring the souls of worlds long dead button with the biggest chorus ! tidak banyak melakukan Fill fill berarti, IR masih terus mencoba menyederhanakan lagi konsep musikal dengan tradisi kuat-nya. meski pada beberapa Perpindahan bar terkadang terlalu mendadak dan seperti menikung tajam dengan lintas harmonisasi, bahkan terkesan terputus mendadak ditengah jalan untuk menuju rute selanjutnya, hal ini Gw rasakan pada beberapa ketukan Tempo dan Riff. penguasaan serta penjiwaan lirik dengan pattern Dwi Vaarmossath masih menjadi Garda terdepan keseimbangan komposisi sehingga berhasil menutup semua kekurangan tersebut. tambah keren lagi dengan penampilan vokalis tamu dari Adam Viscera-nya Mushroom & Jayabaya dengan Oktaf tinggi mampu memberi Resonansi epik dibeberapa menit terakhir bareng sajian Solo melodius Winoto. IR masih ngasih catatan yang mengesankan di sini, dan Gw Engga berpikir jika mereka akan terlihat kurang penting jika mereka bukan menjadi yang pertama, tapi keseratus untuk memainkan karakteristik ini, " Bhatara Api " is a feeling of consistent intensity ! sepertinya track ini masih orisinil diambil dari single tahun 2018, Produksi materi lebih menggigit garapan Avaness-nya Demented Heart via Nesu Prods nya, Gw engga bakalan ragu buat ngasih aplous. " Legiun Api " menyajikan sounding berbeda, seperti pada Opening Track awal, ya karena memang dikerjakan ditempat dan sdm berbeda. kualitasnya juga mewakili IR banget, tidak mendekati konsep atau substyle tertentu tetapi membuat sentuhan BM yang meskipun tidak ada perbedaan tetap menjadi momen berkesan karena artikulasi konsepnya yang ringkas di materi kali ini. komposisi IR menjelajah ke bentuk yang lebih terlihat dari Heavy metal melodius yang dipengaruhi elemen kental black metal, menunjukkan style post-Nordic moderate black metal style juga kekuatan agresif DM memadu atmosfir indah. IR merepresentasikan new wave pertama band-band BM yang berdiri di antara lengkungan puisi agung black metal Norwegia dan Swedish melodic menggelegar over the top dari ekstrem absurdis kacau ala Dissection yang  ditranformasikan sendiri dengan landmark kuat yang diturunkan oleh Iron Maiden. rancak sih komposisinya untuk " Legiun Api " untuk Gw jujur katakan keren aransemen dari awal hingga closing-nya. masih dalam penggunakan kata " Api ", selanjutnya " Serpihan Api " menyuguhkan middle part yang kerasa gelap banget sentuhannya, meski menurut Gw part Clean Guitar dibagian awal masih terdengar Over level yang kurang terkompresi lagi kelembutannya. tidak membangkitkan gejolak emosional yang meledak hebat, track ini justru ngasih ruang kita lebih bernafas sejenak dengan gempuran barbar seperti sebelumnya. disusul kemudian oleh " Saphata Agni ", Gw mendengarkan kembali serpihan makin kejam dari " Legiun Api " menyengat dramatis walo Gw menemukan break part yang beberapa kali seperti tertinggal 1 ketukan. Dimainkan dengan catchy part, dengan lini melodi di belakang beberapa riff gelap, aransemen menggunakan riff Death/Thrash metal sederhana dengan aspek melodi pada setiap riff ketiga. sentuhan Thrash/Death metal memang mempengaruhi struktur riff, mengikuti ide tonalitas kecil semua frase standar yang dianut sebagian besar genre, tetapi dalam nada melodi dan irama gelap ada atmosfer BM yang kuat, sesuatu yang diperkuat oleh teriakan high-end yang tidak wajar yang diletakkan sebagai trek vokal, dan pak de Dwi Vaarmossath memang soul tak tergantikan bagi IR sampai detik ini. Riffing originates in distinctive pattern shuffling derived from the simple elements of power chords, although it mirrors some ideas of (oddly enough) speed metal, in the rhythmic and recursive aspects. memang tidak seperti bayangan Gw sih, kalo IR pernah menghembuskan diorama kekejaman lagu " Bhatara Api ", jadi tidak serta merta keseluruhan materi album ini membawa pengaruh signifikan, karena IR malah akan lebih merangkul banyak penikmat-nya lebih terpuaskan dengan konsep yang mereka harapkan, jadi lupakan dominasi dentuman barbar mencengkeram, karena " Api Hitam " dan " Djiwa Djawi " masih menghipnotis dengan ritual rancak headbanging tanpa henti. Stylings black metal epik dengan Etnis jawa kental mencakup inti dari style metal, dengan beberapa konsep yang mengingatkan dengan musikalitas awal Slayer dalam kreasi struktural setiap lagu dan metastyle ritmik yang digunakan untuk menyatukan riff-riff ini menjadi sebuah lagu. Di bawah estetika, IR mungkin tidak berbeda dengan band black/death metal lain yang populis atonalitas, tetapi dengan beberapa konsep struktural yang cermat dan taste yang baik secara konsisten, IR telah membawa struktural dalam genre makin eksotis. dan Gw suka banget untuk aransemen track " Vaarmossath ", tradisi riff yang menawan dan epic masih menjadi kekuatan tak terbatas-nya, rasanya ini seperti pertemuan mantap antara Dissection era " The Somberlain " dengan Slayer. Sayatan riff tunggal di sepanjang struktur probing sementara permainan drum tetap waspada memaku prosesi yang keras dari ketukan entropik yang beberapa diantaranya terdengar tidak wajar, menjaga ketidakjelasan tetap tinggi sebagai ketegangan atas getaran dominan riff. Setiap efek atmosfer atau ambien pada musik ini berasal dari flutterstrum riff, memediasi artikulasi riff di bawah perubahan akor dominan, memungkinkan tingkat infleksi yang lebih besar; kecenderungan sikliknya yang memukau menghipnotis dengan suara linier dari ritme kompleks yang dipecah menjadi style cepat. Dengan kombinasi mistisisme primal BM, nihilisme DM, dan melodic dari sebuah ritual horor, IR tidak hanya menggunakan diri mereka untuk melemparkan taste pada audiens tetapi juga membuat ripping Death/Black metal yang solid. Arching melodic structures complement this sense in arrangement, allowing rhythm and tone to mesh like an engaging gear. Like most black metal this music transcends noise for beauty and then surmounts that, leaving a lasting impression of a dark, abstracted, chilling intake of life with the stranded emotion of a bruised soul. untuk track " Hong Wilaheng ( Gombloh Atribute ) " Gw mendengar lagi Frequensi yang lumayan mengganggu karena level produksi Guitar mengalami Peak sehingga terdengar raw, padahal komposisinya lumayan bikin Gw kalap dan terlarut banget. karena Lagu ini merupakan ekspresi seorang Musisi Legendaris dan Alm. Gombloh dari identitas Indonesia: ".. untuk menyampaikan gambaran tentang kekuatan masa lalu, untuk menciptakan hubungan aural dengan nilai-nilai agama yang lebih tua dan mungkin untuk menempatkan nilai-nilai dan identitas etnis tersebut ke dalam tatanan modern .... ", dan Syair lagu ini aslinya rumpaka KGPAA Mangkunegara IV yang terdapat pada Serat Wédhatama yang dapat digolongkan pada moralistis-didaktis yang sedikit dipengaruhi Islam.dengan begitu banyaknya sastra-sastra peninggalan leluhur yang sangat menggugah hati janganlah membuat kita sombong dan menjadi seorang fascist karena Tuhan itu maha adil dan bangsa-bangsa lain juga memiliki sastra-sastra yang patut kita pelajari dan hargai, sebuah atribute keren berhasil IR suguhkan dalam nuansa yang lebih cult dan mencekam ! sebagai closing setlist track, IR mempersembahkan versi akustik anti distorsi untuk lagu " Bhatara Api ", kalian akan merasakan sendiri nuansa epic dan mistis-nya lagu ketika IR menyingkirkan sentuhan distorsi dengan petikan clean akustik dan dentuman blastsnare hanya dengan simply full stroke snaring. Instrumentalism is highly competent and creativity abounds in riffs that achieve a level above the usual death metal riffs which follow a up/down up/down pattern of motion, variation, and then resolve.

Anyway, in order to bring this review to a correct end, I must say that the well, but not superb produced " Bhatara Api " is a really strong album and it's impact is still being felt. You say I am too critical? Well, maybe I also belong to the sic-minds I have mentioned in the first paragraph. Riffing utama tampaknya menjadi tempat melebur dari semua perasaan yang kompatibel dengan Diseksi. Ini seperti mengungkapkan stres, putus asa, gelap dan negativitas dalam cara pandang individu. Selain itu, hal ini juga mengilustrasikan sound guitar yang sangat efektif dari keseluruhan materi dan part instrumen yang cepat menambahkan komponen solid dan tegas dalam lagu-lagunya tersebut. Meskipun terdengar klasik, ini jauh lebih menarik dari segi aransemen yang membuktikan kematangan IR sepanjang karir-nya. konsis membangkitkan emosi dalam jumlah besar yang sama dan menjadi spirit dan kutukan pada saat yang sama. komposisi aransemen-nya tetap menunjukkan IR seperti yang kita kenal beberapa tahun belakangan, cuman catatan kecil Gw untuk album ini, beberapa high frequency yang menyebabkan faktor peak freakuensi guitar agar dapat diperhatikan lagi serta pemilihan part fill-in yang lebih matching pada setiap pergeseran ketukan bar, ya meski tidak terlalu mencolok, Gw yakin pada audience bakalan lebih terlarut dalam hipnotis sajian komposisi dan sounding-nya. Setiap band black metal yang memutuskan bahwa mereka terlalu bosan dengan kombinasi atmosfer dan ingin membuat sesuatu dengan sounding yang akan lebih meledakkan speaker sound, well, Kalian berutang ikatan pembawa kejahatan perang kepada " Bhatara Api ". Untuk debut materi Blackened Death metal yang melodius dan tidak bertele-tele, " Bhatara Api " memang kadang-kadang terdengar tidak terduga. Ketika filosofi yang relevan berkembang ke wilayah yang semakin gelap, penulisan lagu Immortal Rites sebaliknya menjadi lebih rasional dan terpusat. Seperti yang telah Gw katakan sebelumnya, itu tidak selalu berarti buruk, tetapi dalam hal atmosfer, keaktifan, emosional dan konsistensi, tidak ada karya selanjutnya dari IR yang dapat melampaui debutnya. While this release is well executed within the defined parameters of its style, it creates atmosphere but falls short of finding a synthesis of feeling and action as underground black metal in it's inventive era did. As beautiful and artistic music that bridges a few genres in its attempts to create a form powerful enough for it's Peregrinations, this music is strength emerging from listenable yet emotionally referential songwriting, YOU MUST HAVE IT !

* Songwriting: 8.5
* Originality: 8
* Memorability: 8.3
* Production: 8

Immortal Rites - Bhatara Api ' Official Video Lyric


Posting Komentar

Pasang Iklan Kalian disini, Kontak Whatsapp di 085667616670 \\ SELAIN NOMOR INI, AWAS PENIPU !!!

banner-penipuan-lic

Pasang Iklan Kalian disini, Kontak Whatsapp di 085667616670 \\ SELAIN NOMOR INI, AWAS PENIPU !!!