Crown of Rage - The Essence of Subliminal Chaos CD 2017
































Crown of Rage - The Essence of Subliminal Chaos
Horrible Creation Extreme Musick Media CD 2017

01 Shadows in the Mirror 00:37    
02 Catastrophe 03:24    
03 Beyond the Valley of Hell 03:27    
04 Back to the Asylum 05:30    
05 Verse of Akinetopsia 03:12    
06 Subliminal Chaos 03:38    
07 The Equilibrium 03:37    
08 From Ashes to Worthless 03:49    
09 Scattered Poltergeist 04:22    
10 The Cleansing 02:23

Setiawan Anung - Vocals
Arif Hidayatany - Guitars
Hakam Uno - Bass
Achmad Rois - Drums

Tahun 2017 menjadi tahun yang Produktif bagi Death Metal Unit asal Purwodadi, Grobogan yang dikomandani oleh Bapak Arif Hidayatany Cs dibawah bendera Crown of Rage (COR), Yups 2 album sekaligus dalam setahun jadi Produktifitas tanpa batas rasanya. dimulai pada awal tahun ketika melepas debut Album penuh pertama " Ascending from Deadly Abyss " via Eastbreath Records telah jadi ungkapan Gw, Warn ! .. Sesuatu yang " Berbeda " itu memang pasti Keren ! kenapa Gw bilang begitu? Coz kondisi mainstream ditengah booming persepsi konsep musikal hari ini sedang tidak terkendali, dan masih ada 1 konsekuensi tak terelakkan, " Berani Tampil Beda !!! " yang tanpa disadari jadi Poin plus lebih mengejutkan bagi fans musik cadas, Especially for consume dynamic stuff ! Since then many bands from extreme genres have Encompassed various technical elements taking composition and song structure to a new level. Free form Expression in technical metal has become increasingly popular over the years. It’s just the beginning, there’s a lot that will emerge in the days ahead. belum bisa move on rasanya, COR menutup tahun 2017 dengan Rilisan full album ke-2 bertajuk " The Essence of Subliminal Chaos " via Horrible Creation Extreme Musick Media. yang Gw tau, COR memang tidak begitu terlihat eksis dijejaring sosial seperti kebanyakan Band hari ini yang jika dikiaskan dalam dunia politik adalah masih terlalu sibuk pencitraan, karena bagi COR, bekerja dan berkarya adalah segalanya. masih memiliki esensi yang COR pertahankan, Death Metal menantang dan berani beda, " The Essence of Subliminal Chaos ", COR terus menyuguhkan pematangan musikalitas tanpa melepas karakter yang mereka sepakati sejak tahun 2014 lewat demo " Victims Oppression ". Crosstyle kompleks antara Morbid Angel, Believer, Invocator, Sadus, Malignancy, Monstrosity, Lethargy, Megadeth, Lost Soul, Theory In Practice, Capharnaum, Lykathea Aflame, Hate Eternal hingga Lamb Of God. konsep ganjil dan Unik dalam warna teknis-nya memang menjadi silang kontroversi ketika kita dihadapkan pada sebuah bakunya hantaman tradisi, jika DM harus begini, DM harus begitu bla bla bla, karena bagi COR memang tidak memiliki limit presentasi dalam menyuguhkan komposisi yang mereka yakini sebagai Exposing terbaik bagi new level Masterpiece band ! Seriously, COR hanya ingin menempatkan banyak perhatian pada package aransemen, dan COR tidak ingin tampil lebih mengerikan, tidak ada yang terlalu istimewa jika COR mendominasi musikal untuk keseluruhan materi penuhnya untuk selalu menempatkan hal-hal sederhana, jika seharusnya ada yang lebih fokus pada riff dan struktur keseluruhan daripada menghabiskan terlalu banyak waktu menjadi Fretboard Warrior. Mengusung warna Death Metal Dinamis dengan sentuhan Thrash Riff elemen yang tidak banyak Gw jumpai di Scene tanah air, DM dengan sentuhan yang Unik dan Ganjil dengan beberapa Bar & Lick yang ga mudah ketebak setiap progres-nya, dan ini tentang bagaimana COR mengkonfigurasi sebuah presisi komposisi semakin berani, sehingga ga bakal cukup sekali atau dua kali bagi Audiens bisa mencerna-nya. The band makes Nice use of Quick jumps between Tremolo picking and Hyper-fast power Chord based Riffing and the Occasional Pinch Harmonic Scattered throughout. " The Essence of Subliminal Chaos " menjadi pembuktian makin serius ketika COR coba menghandle sendiri semua pengerjaan materi rekamannya. and Making music with no Boundaries, No limitations. Be the different still goes on !!!

So to take it apart, I like the sound best on this all material cause it is a little cramped and a little low sounding, which fits really well for what they do. It makes the music sound more decaying and dying, which I think works perfectly for Death Metal strikes. ga terlalu terburu buru bagi COR memastikan Crowd harus segera mendidih dengan Umpan adrenalin, Intro " Shadows in the Mirror " cukup bikin foreplay penasaran yang disambut gemuruh manis track " Catastrophe ", COR tidak langsung bereaksi dengan sajian yang Meledak ledak, part awal Catchy Headbang adalah pemandangan awal menyegarkan memang hingga ke menit pertama COR sudah ga kuasa menahan fill emosi meledaknya lewat serangan masif musikal. menurut Gw aransemen kali ini selangkah lebih ngasih kesan dewasa lagi dari keseluruhan konsep, dari sound dan komposisi, COR menampilkan suguhan ciamik. dari Riff-riff keren Arif mengkombinasikan beberapa catchy style, medium hingga Prog art. lebih dapat dicerna jika Gw bandingkan dengan sebelumnya, Yes, COR mungkin coba sedikit melunak dengan yang namanya ego. penampilan vocalis Setiawan Anung lebih tampil powerfully. ketukan drummer serius menantang Achmad Rois makin terdengar natural, secara keseluruhan kerja tim disini terdengar konsisten pada porsinya masing masing. Intense Sophisticated riffrage, sicker than words act drumming, Pinch harmonics, odd time signature hypersnare, double bass drumming and breakdowns, just pure insanity riffage and weird accentuation, but they also meld it all perfectly together to form a truly strong and digestible version more of Death/Grind. pembawaannya masih kalem disetlist awal, namun begitu di track " Beyond the Valley of Hell ", COR perlahan menaikkan tensi emosional dan Powernya menyusun komposisi yang estafet meliar. The first for having virtually no Blasting and still being some of the most Dynamic, Chaotic and Brutal music ever. hingga ke menit 13 perlahan Gw mulai mendengarkan beberapa pengaruh yang makin terkesan Gelap in the vein Morbid Angel era " Blessed Are the Sick, Covenant atau Domination ", Partially this is down to the production character of the guitars, which to its credit is heavier and more polished than the first albums that came before it, and yet at the same time suck out any sort of edge or malice the riffs may have by being so overly distorted, but mostly it is down to their very construction. dark riffage Arif kerap menyulut atmosfir tebal mencekam, sementara drummer Achmad Rois sepertinya tidak terlalu peduli dengan patternnya, dilancarkan banyak sekali ketukan-ketukan ganjil yang ga membuat goyah struktur musikalnya terdengar Match. mungkin kebanyakan band-band Death Metal Scene kita masih terlalu agresif dengan istilah DM itu harus cepat dan berat, bagi COR menggali essensi lebih menantang tanpa harus dikendalikan keinginan melakukan stereotype yang sudah ada adalah " Sesuatu ", karena jika kalian perhatian COR lebih banyak mengeksplor tradisi bermain yang menuntut Audience mencermati tanpa harus terburu buru merespon. check kembali tantangan berikutnya di " Verse of Akinetopsia ", it is an annoying middle ground that means the riffs neither grind, thrash or groove completely at all, rather they just sort of stumble about, never really fulfilling a specific role other than to be the utterly Indistinct meat of the song. COR tau banget bagaimana membakar setiap Respon Audience dengan sedikit banyak bermain di emosi. dari tempo lambat, sedang hingga cepat sengaja dibolak balik pola-nya menjadi komposisi DM jahat pengundang decak kagum. seperti halnya juga di " Subliminal Chaos ", COR ga terus meraung lantangkan menerus Agresifitas DM, karena memang perlahan lahan kalian akan membusuk lewat progess DM yang jarang tercicipi di Scene kita selain Dominasi Blasting Tempo. " The Equilibrium " pun makin merangsek liar, komposisi nya makin memanas lagi seakan tiada pernah mengenal kata lelah demi melumat habis Audience. This is a very Pugilistic and Straightforward material on the surface, with the songs being intense and concise, with the tempo varied between midpaced and fast, but underneath all of the Bludgeoning guitar freak there also lies a complex, seething and hate filled sense of harmonic. On every song, the band blasts and writhes like an angry lion, but underneath the aggression is a forlorn, bleak and at times very frightening sense of arcane harmony, slow and desolate and yet somehow dually angry and wrathful, like said lion has been possessed by some otherworldly force of nature. mencekam rasanya dengan pertarungan harmoni berikutnya " From Ashes to Worthless " dan " Scattered Poltergeist ", COR menggiring atmosfir gelap nan hitam makin pekat dalam komposisinya. ditambah dengan sayatan solo Gitar dari seorang Instrumental Solo Gitaris, Bhayu Sapoetra yang kehadirannya di 2 lagu mampu membalut lebih gelap lagi lewat sentuhannya. With a strong focus on Straightforward riffing and more complex rolling drum rhythms, COR more still shows off skillful songwriting and musical ability while still playing in a very direct style.

And also a work of Death Metal art that proves the genre can do much with even just the bare minimalistic elements of the sound. jika materi " Ascending from Deadly Abyss " banyak menawarkan sisi liar dari band, mungkin di album ini kalian akan coba merasakan banget bagaimana sisi gelap In The Vein Morbid Angel era " Blessed Are the Sick, Covenant atau Domination " yang dipadukan dengan style Lykathea Aflame juga Hate Eternal coba mendominasi hampir keseluruhan struktur materi. dengan pengemasan sound lebih berbeda dari sebelumnya. materi ini COR lebih banyak menghandle hampir kesemua proses produksi, kerja keras bagi Vocalis Setiawan Anung yang kali ini dipercaya mengerjakan seluruh Recording, mixing hingga masteringnya. Gw paham setiap band selalu memiliki karakter dan style sound tersendiri, karena itu wilayah personal bagi setiap band, akan terlalu lancang bila Gw terlalu masuk kedalamnya, Gw hanya ambil poin umum yaitu tentang hal kualitas, balance hingga produksi. dengan pembawaan sound yang menurut Gw lebih mengadopsi dari era 90-an, tidak mungkin jika kita harus sama ratakan dengan sound era 2000-an, apalagi dengan genre yang berbeda. secara keseluruhan Gw makin menikmati sekali eksistensi COR dari sejak diproklamirkan tahun 2014. dengan progres signifikan COR tetap menunjukkan kelasnya sebagai pengusung Sophisticated DM di Scene tanah air. Artwork cover karya Dee Artwork turut memberi kesan Angker dan Gelapnya materi berdurasi total selama 34 menit mencekam ini. This is a Simplified version of DM Act, streamlined and aided by an assortment of catchy riffs in order to appeal to the masses. and I believe " The Essence of Subliminal Chaos " plainly describes how the entire DM genre should be, with Characteristics such as Straightforwardness, Brutality and Ferocity. While many may not agree that this is the beast than before, I’ve always considered this to be more superior that what they did before and what they have done after this. YOU MUST HAVE THIS IF YOU HAVE DARK INTERESTED !!!!











CHECK MINI TEASER MADE By LICMEDIA

Posting Komentar

Pasang Iklan Kalian disini, Kontak Whatsapp di 085667616670 \\ SELAIN NOMOR INI, AWAS PENIPU !!!

banner-penipuan-lic

Pasang Iklan Kalian disini, Kontak Whatsapp di 085667616670 \\ SELAIN NOMOR INI, AWAS PENIPU !!!